Sebelum kick-off Persiraja Vs PSKC Cimahi berlangsung, seorang perempuan berumur setengah abad menelpon lelaki dengan perawakan hitam manis. Perempuan berusia 52 tahun itu memberikan sejumlah wejangan, yang salah satunya doa agar lelaki tersebut bisa menunjukkan yang terbaik.
Doa tersebut maqbul. Lelaki ini menjadi penentu kemenangan, sekaligus bintang sore itu. Sebuah tap in-nya di dalam kotak penalti lawan, memastikan comeback Persiraja atas PSKC. Drama injury time tersebut, adalah suprise Martunis BA; poin penuh untuk Laskar Rencong (2-1), sekaligus pembukaan gol perdana di debut profesionalnya.
Suasana Stadion H Dimurthala, Sabtu (10/9/2022) yang sangat padat, seketika pecah. Martunis berlari ke pojok kiri pertahanan PSKC. Tangannya mengancung ke udara, dengan sesekali menepuk-nepuk lambang di dada. Raut wajahnya begitu ekspresif. Ada luapan emosi yang campur aduk, tumpah seketika.
“Gol tersebut sangat berarti, mengunci kemenangan untuk Persiraja di menit akhir, sekaligus gol perdana saya di kasta profesional. Gol ini makin bermakna, karena istri saya sedang mengandung anak pertama kami,” tutur Martunis kepada masakini.co, Rabu (13/9/2022).
Menurutnya, gol itu tidak terlepas dari kerja keras secara tim, tanpa terkecuali. Di momen tersebut, pergerakan Rizki Tangse menjadi kunci. Sayap mungil asal Kabupaten Pidie itu, berani merangsek ke kotak penalti, dan mengambil keputusan tepat, cut back untuk Martunis.
Cut back Rizki Tangse disempurnakan menjadi gol, berkat kepiawaian Martunis membaca keadaan. Pesepakbola Bireuen tersebut, menggeser dua langkah untuk menjauh dari kawalan bek PSKC. Dengan demikian, ia memiliki ruang untuk melakukan tap in.
“Saat Tangse menusuk ke kotak penalti PSKC, intuisi saya mengatakan; tak mungkin berdiri pasif, sebab ada bek lawan; Maulana dan Taufik Kasrun. Makanya saya mundur satu atau dua langkah, terus Rizki Tangse juga melihat perubahan posisi saya,” ungkapnya.
Kecerdikan pesepakbola kelahiran 26 Juni 1992 tersebut tidaklah kebetulan. Pernah mengenyam Sekolah Sepak Bola (SSB), membantu tumbuh kembangnya dengan baik. Martunis menuturkan, saat menimba ilmu di SSB Putra Banna, pelatihnya waktu itu, Mulya Saputra sering mengajarkan positioning, cermat dalam melakukan cek in dan cek out.Â
Di luar itu semua, kemenangan tuan rumah di pekan kedua Liga 2 musim 2022 tidak terlepas dari dukungan pecinta Persiraja, yang tak kenal lelah memberikan dukungan. Namun, perubahan strategi Pelatih Kepala, Washiyatul Akmal punya andil tak kecil.
Pelatih yang pernah menukangi Persija Jakarta U-20 tersebut mendorong Martunis bermain lebih ke depan. Memasukkan Ikhsan menggantikan Luthfi, untuk bermain bertahan. Perubahan tersebut, memberikan kemenangan untuk tim ber-tagline Lantak Laju!
Meskipun setengah babak dia bermain sebagai gelandang serang, diakui Martunis, sejatinya ia adalah gelandang bertahan dan amat nyaman di posisi tersebut. Bahkan, sejak seleksi ketika pelatih kepala sudah masuk, saat hendak menunaikan salat asar, pelatih memanggilnya.
“Coach Akmal meminta saya bermain sebagai pemain nomor 6, gelandang bertahan; tidak lama pegang bola dan tidak mengatar bola ke kawan,” tuturnya.
Sebagai pemain, dirinya selalu siap menjalankan instruksi pelatih. Gelandang yang mengaku mengidolakan Toni Kroos ini tak ingin cepat puas. Perjalanan Persiraja masih panjang. Katanya, semua pemain pada prinsipnya ingin menjadi top assist maupun top score, namun yang paling penting ialah kemenangan tim.
“Setiap pemain, dimanapun, pasti ingin jadi yang terbaik. Namun semua itu tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Masih banyak PR, tantangan makin lama, makin tak gampang. Jangan gara-gara gol pertama, kita cepat puas,” bebernya.
Anak kedua dari empat bersaudara ini mempersembahkan gol perdananya, untuk dua perempuan. Sri Dwi Mulyani, perempuan yang telah melahirkan dan membesarkannya. Serta Sri Delfi Yanti, perempuan yang sudah enam bulan, mengandung calon buah hatinya.
“Alhamdulillah, selamat ya boeh hatee (baca: kekasih). Semoga pertandingan berikutnya bisa buat goal lagi. Amin,” ucap istri Martunis di story Instagram-nya, sehari setelah kemenangan itu.