Ilmuan Aceh Ingatkan Tsunami Bisa Terjadi Kapan Saja

Peneliti Paleotsunami dari Universitas Syiah Kuala (USK), Nazli Ismail. (Riska Zulfira/masakini.co)

Bagikan

Ilmuan Aceh Ingatkan Tsunami Bisa Terjadi Kapan Saja

Peneliti Paleotsunami dari Universitas Syiah Kuala (USK), Nazli Ismail. (Riska Zulfira/masakini.co)

MASAKINI.CO – Peneliti Paleotsunami dari Universitas Syiah Kuala (USK), Nazli Ismail, menyebutkan Aceh pernah mengalami bencana tsunami purba yang di tandai penemuan batu nisan di Lamreh dengan model dan tipe yang berbeda serta penemuan keramik China.

“Sehingga dengan penemuan sedimen ini ada hubungan dengan kejadian tsunami silam, maka kita bisa tau kapan tsunami itu terjadi,” kata Nazli, Rabu (20/12/2023).

Ia menyebutkan penelitian tersebut telah dilakukannya selama 10 tahun. Nazli melakukan penggalian di Pulot dan Seungko Meulat sehingga ditemukan banyak kejadian tsunami sebelum 2004 yakni sekitar 400-600 tahun lalu.

Selain di Pulot dan Seungko Meulat, Guru Besar Bidang Geofisika USK itu juga menyampaikan, kembali menemukan tsunami purba yang ditandai dengan kondisi tanah dengan rentang waktu tidak teratur, ada yang ribuan dan ratusan tahun lalu di Guha Ek Lheuntie Lhong, Aceh Besar

“Ketika dilakukan penggalian lagi, ditemukan dua kali kejadian tsunami purba pada rentang waktu 1300-1400 M,” ujarnya.

Ia juga menegaskan, bahwa tsunami di Aceh kemungkinan besar akan datang lagi dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan.

“Bisa saja dalam waktu 50 tahun lagi, 200 tahun lagi, atau 300 tahun lagi. Hal itu tidak bisa di prediksi secara konkrit,” ucapnya.

Berdasarkan hasil tersebut Nazli juga ingatkan masyarakat bahwa tsunami bisa datang kapan saja. Artinya masyarakat harus selalu meningkatkan kewaspadaan.

“Hal yang paling penting bagaimana cara membuat masyarakat paham sehingga mereka mampu untuk menghindari itu,” jelasnya.

“Sebagai contoh masyarakat Simeulu. Mereka sebenarnya paling rawan dengan tsunami, namun karena mereka punya kearifan lokal Smong jadi lebih aman,” tuturnya.

Apalagi saat ini masih banyak masyarakat Aceh yang belum mengetahui bahwa tempat tinggal mereka dibangun di atas endapan tsunami tua atau paleotsunami. Hal itu terbukti saat air laut surut usai gempa bumi, banyak warga yang datang ke pantai.

“Padahal fenomena ini (air laut surut) merupakan pertanda bahwa tsunami akan datang,” sebutnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist