MASAKINI.CO – Beberapa daerah di Aceh Besar dan Banda Aceh terdapat perbedaan dalam memulai puasa Ramadan 1446 Hijriah.
Sebagian masyarakat memilih mengikuti pendapat ulama Abu H. Athailah atau akrab dikenal Abu Ulee Titi yang menyatakan bahwa awal Ramadan jatuh pada Minggu 2 Maret 2025, meskipun pemerintah telah menetapkan keputusan resmi dalam sidang isbat yang digelar pada Jumat, (28/2/2025).
Pantauan masakini.co, masjid Jami Al Mukarramah Jruek Balee, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar dipenuhi para jamaah untuk melaksanakan salat tarawih.
Hal tersebut menunjukkan kemukiman ini mengikuti jadwal yang telah ditetapkan pemerintah bahwa Ramadan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Selain itu, Masjid Raya Baiturrahman Kota Banda Aceh juga demikian. Masjid termegah di Aceh ini telah melaksanakan salat tarawih.
Alasan yang menjadikan perbedaan, pimpinan Dayah Ule Titi menyatakan bahwa hilal belum terlihat sehingga Ramadan baru dimulai pada Minggu, 2 Maret 2025.
Akibatnya, sejumlah masyarakat di Aceh yang mengikuti pendapat tersebut menunda pelaksanaan ibadah puasa.
βSaya tadi sudah ke masjid untuk tarawih, tapi pulang kembali setelah mengetahui informasi dari Abu Ulee Titi,β kata Yusri, salah satu warga Landom, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh.
Meski berbeda, dirinya menyarankan untuk mengikuti keyakinan masing-masing dalam menentukan pilihan dengan tetap menghormati perbedaan. βTak perlu bingung, ikut yang kita yakin saja,β ujarnya.
Perbedaan awal puasa di Aceh memang biasa terjadi. Sebab, ada metode yang berbeda dalam menentukan masuknya bulan Ramadan.
Organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah, misalnya, menggunakan metode hisab atau perhitungan astronomis dalam menetapkan kalender Islam.
Sementara pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menggunakan metode rukyat, yaitu pengamatan langsung visibilitas hilal saat matahari terbenam menjelang awal bulan Hijriah.