MASAKINI.CO – Di tengah cuaca ekstrem, Nelayan di Aceh tetap melaut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, aktivitas mereka dilakukan dengan lebih hati-hati dan terbatas, seiring peringatan dari BMKG tentang potensi gelombang tinggi yang mencapai hingga 4 meter di beberapa wilayah perairan Aceh.
Panglima Laot Aceh, Miftah Tjut Adek, mengatakan bahwa para nelayan masih beraktivitas tapi hanya di perairan yang lebih dekat dari daratan.
“Nelayan di Aceh tetap melaut, tapi dengan jarak yang pendek, maksimal hanya sekitar 10 mil laut,” kata Miftah, Minggu (20/7/2025).
Menurutnya, cuaca ekstrem dan gelombang tinggi sangat berdampak pada aktivitas melaut. Tak hanya soal keselamatan, tetapi juga soal hasil tangkapan yang menurun karena waktu melaut yang makin singkat.
“Nelayan tidak bisa lama-lama di laut saat gelombang tinggi karena berisiko. Akibatnya hasil tangkapan jadi lebih sedikit dari biasanya,” jelas Miftah.
Ia mengimbau seluruh nelayan untuk lebih teliti dalam memantau informasi cuaca dari BMKG dan memastikan keselamatan saat melaut.
Jika kondisi tidak memungkinkan, maka lebih baik ditunda untuk sementara waktu.
“Apabila sudah aman baru kembali melaut, keselamatan jauh lebih penting,” tuturnya.
Sementara itu, BMKG Stasiun Meteorologi Aceh Besar mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang laut setinggi 2,5 hingga 4 meter yang diperkirakan akan melanda perairan Sabang, Banda Aceh, dan wilayah Aceh Besar hingga Meulaboh dalam beberapa hari ke depan.