Wacana Bangun Pelabuhan CPO di Aceh, Apkasindo Minta Pemerintah Serius

Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali. (foto: dok Apkasindo Aceh)

Bagikan

Wacana Bangun Pelabuhan CPO di Aceh, Apkasindo Minta Pemerintah Serius

Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali. (foto: dok Apkasindo Aceh)

MASAKINI.CO – Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali, mengatakan pembangunan pelabuhan ekspor CPO (crude palm oil/minyak mentah sawit) di Aceh jangan hanya sekedar wacana. Pemerintah Aceh harus serius.

Pasalnya, kata Fadhli, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Indonesia sudah membuka kran ihwal pembangunan pelabuhan ekspor CPO di Aceh yang disampaikan Menhub, Budi Karya Sumadi saat berkunjung ke Aceh, kemarin.

“Semoga hal ini dipersiapkan dan ditindaklanjuti secara serius oleh Pemerintah Aceh,” kata Fadhli Ali, Minggu (5/2/2023).

Menurut, Aceh salah satu daerah paling banyak pelabuhan di Indonesia. Akan tetapi, pengapalan CPO belum ada pelabuhan yang representatif di Aceh.

Fadhli menjelaskan, ketika adanya pelabuhan ekspor dapat mendukung sirkulasi pemasaran CPO, baik di dalam maupun luar negeri.

Berdasarkan data Apkasindo, luas perkebunan sawit di Aceh mencapai 535 ribu hektare. Lebih 50 persen di antaranya merupakan perkebunan sawit rakyat.

Fadhli menyebutkan, penanaman itu dilakukan sejak 1911 silam. Aceh pionir penanaman kelapa sawit di Indonesia bersama provinsi Sumatera Utara.

“Jauh sebelum Indonesia merdeka, Aceh sudah menghasilkan CPO,” ujarnya.

Di kawasan barat-selatan Aceh, kata Fadhli, di Aceh Barat Daya (Abdya), Kecamatan Susoh, masih ada pelabuhan yang bongkar muat CPO. Namun kapal di sana tidak bisa bersandar, akibat insfrastruktur yang kurang memadai.

Fadhli menyebutkan, CPO yang dibongkar muat di Pelabuhan Susoh itu dihasilkan dari PT Socfindo. Setiap bulan tertimbun di sana.

“Proses pengapalannya dilakukan melalui pipa bawah laut,” jelasnya.

Di mana kapal menyandar pada posisi 300 sampai 400 meter dari bibir pantai Desa Pulau Kayu. Ia heran mengapa Pemerintah Aceh lama membiarkan CPO dari Aceh diangkut dengan cara seperti itu keluar.

Menurut Fadhli, apabila pelabuhan ekspor CPO di Aceh ada, baik di wilayah barat-selatan atau utara timur Aceh akan mendongkrak perekonomian di provinsi ini.

“Sehingga angka pengangguran dan kemiskinan tergerus. Aceh tidak akan lagi miskin,” tegasnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist