Berikan Akses Pendidikan Gratis, Dyah Apresiasi TBM Seribu Bintang

Bagikan

Berikan Akses Pendidikan Gratis, Dyah Apresiasi TBM Seribu Bintang

MASAKINI.CO – Bunda PAUD Aceh, Dyah Erti Idawati, mengapresiasi Taman Baca Masyarakat
(TBM) Seribu Bintang. Dengan kondisi serba terbatas, pengelola tempat belajar itu bisa memberikan akses pendidikan gratis bagi anak kurang mampu.

“Sangat menarik ketika semua kegiatan di sini didedikasikan bagi anak-anak kurang mampu,” ujar Dyah saat mengunjungi taman baca tersebut di Gampong Teungoh Drien, Kemukiman Gogo, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Selasa 5/1.

Taman Baca Seribu Bintang merupakan lembaga pendidikan yang digagas oleh Nurmalawati. Ia adalah salah seorang Perempuan Inisiator Indonesia tahun 2020 yang akan mewakili Aceh di tingkat nasional.

Taman baca yang di pagi hari difungsikan sebagai tempat belajar PAUD dan pendidikan jenjang TK itu berada tepat di sisi rumah Nurmalawati. Lokasi belajar adalah sebuah balai seukuran 4×3 meter. Di dinding-dinding balai beberapa sertifikat penghargaan dijejer dalam bingkai. Salah satunya adalah penghargaan penetapan dirinya sebagai perempuan inisiator Indonesia oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Di atas balai beberapa meja dengan kursi kecil disusun rapi. Saat guru mengajar, balai itu sedikit sesak. Riuh anak yang menyanyi menambah keceriaan di balai kecil itu. Pada sisi atas, atap rumbia yang menutup balai terlihat bocor.

Kata Dyah, istri Gubernur Aceh, sinar matahari acap kali menerobos masuk melalui sela-sela atap rumbia yang bocor itu. “Fenomena sinar matahari melewati sela-sela atap rumbia itu laksana cahaya bintang,” kata Dyah.

Di sisi lain balai, terlihat satu unit mesin jahit. Tertulis “boleh dipakai bagi yang memerlukan” di mesin tua itu. Nurmalawati menggratiskan pemakaian mesin tersebut.

Ada satu yang menarik di taman baca ibu. Di pagar pada sisi pintu masuk taman baca, ada tempat masyarakat bisa bersedekah. Siapapun boleh menitipkan barang dengan cara menggantung pada beberapa paku di sana. Siapapun yang butuh juga boleh mengambil secara cuma-cuma. “Ingat saudaramu yang lain. Ambil seperlunya, taruh semampunya.” Demikian tertulis di tempat itu. Saat Dyah mengunjungi tempat itu, beberapa plastik mangga dijejer.

“Wali murid yang tadi bawa. Sebagiannya sudah ada yang ambil,” kata salah satu guru.

Di PAUD Seribu Bintang itu, Nurmalawati mengasuh sekitar 37 anak yang berasal dari lima gampong. Semuanya adalah anak yatim dan dari keluarga miskin.

“Aktifitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK khusus anak-anak dari keluarga yang secara ekonomi kurang mampu. Ada dua anak berkebutuhan khusus juga yang belajar di sini,” kata Nurmalawati.

Selain puluhan anak yang belajar di pagi hari, aktifitas di taman baca terus berdenyut. Sepulang dari sekolah, banyak anak-anak yang mampir untuk membaca buku-buku cerita yang disediakan Nurmalawati. Tentu semuanya gratis. Sementara pada malam hari anak-anak menimba ilmu agama di tempat itu.

Taman Baca Seribu Bintang juga menginisiasi bercocok tanam bagi perempuan sebagai cikal bakal layanan berbasis komunitas yang hasilnya dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan peningkatan ekonomi keluarga.

Pada masa-masa mendatang, Nurmalawati berkeinginan membuka taman baca di tempat yang lebih luas. Yang pasti, dalam waktu dekat, ia berkeinginan meminjam satu lahan untuk dijadikan tempat bermain bagi anak-anak PAUD dan TK Seribu Bintang.

Dyah berharap, Nurmalawati dapat terus menginspirasi perempuan-perempuan lain untuk mengambil inisiatif membangun masyarakatnya. []

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist