Diskusi ADi: Media Sosial Mempengaruhi Tatanan Kebangsaan

Suasana diskusi publik wawasan kebangsaan.[Ist]

Bagikan

Diskusi ADi: Media Sosial Mempengaruhi Tatanan Kebangsaan

Suasana diskusi publik wawasan kebangsaan.[Ist]

MASAKINI.CO – Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Aceh, Wahyu Saputra menilai wawasan kebangsaan perlu terus digaungkan.

Apalagi Indonesia saat ini menghadapi sejumlah problem seperti terorisme, narkoba, paham radikal, hingga terakhir kericuhan rasis yang mengalami Papua.

Menurutnya, pemicu utama konflik di Indonesia adalah rasa ketidakadilan. “Konflik yang terjadi di Aceh, Papua, RRMS, dan sebagainya, bukan karena tidak cinta NKRI. Tetapi persoalan ketidakadilan dan kesejahteraan,” sebut Wahyu dalam diskusi publik wawasan kebangsaan di Banda Aceh, Sabtu sore (24/8).

Diskusi publik wawasan kebangsaan diselenggarakan Analisa Demokrasi Institute (ADi). Hadir sebagai peserta, para mahasiswa dari sejumlah universitas dan LSM. Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Aceh, Saifullah Abdul Gani turut menjadi pembicara.

Mencuat pula isu nasionalisme saat berhadapan dengan industri 4.0, dimana wawasan kebangsaan dan nasionalisme bisa dipupuk juga bisa dirusak lewat teknologi digital seperti media sosial.

Saifullah Abdul Gani menilai media sosial punya pengaruh besar terhadap tatanan kebangsaan. “Era digital bukan hantu. Sangat tergantung dengan jempolnya, tapi pengaruhnya masif,” ujarnya.

Sementara itu politisi PDI P, T Sulaiman Badai menyebutkan potensi disintegrasi akan selalu ada. Hal itu wajar karena Indonesia sangat beragam.

Menurutnya problem mendasar terjadinya disintegrasi nasionalisme, karena Indonesia masih terus mengadopsi apa yang tinggalkan Belanda.

“Masalahnya aturan yang berjalan di Indonesia, hukum, ekonomi, dan seterusnya itu banyak peninggalan Belanda,” kata Sulaiman Badai.[]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist