Yuk Cek Besok Hari Tanpa Bayangan di Daerahmu

ILUSTRASI/net

Bagikan

Yuk Cek Besok Hari Tanpa Bayangan di Daerahmu

ILUSTRASI/net

MASAKINI.CO – Untuk Anda yang besok tak punya kegiatan, ingin membuktikan bahwa bumi itu berputar sekaligus melihat fenomena alam yang selalu terjadi setiap tahunnya, bisa melihat fenomena yang dinamakan ‘hari tanpa bayangan’.

Untuk Aceh, fenomena hari tanpa bayangan ini dapat dibuktikan mereka yang tinggal di Sabang dan Banda Aceh, secara berurutan, mulai tanggal 7 dan 8 September.

Untuk Anda yang berada di Sabang tepat pada pukul 12.36.40 WIB, pada hari Senin (7/9), sementara bagi Anda yang berada Banda Aceh pada hari Selasa (8/9) tepat pukul 12.3757 WIB.

Untuk membuktikannya, Anda cukup berdiri dan melihat pada bayangan yang saat itu tak akan terlihat. Kenapa ini bisa terjadi, berikut penjelasannya.

Fenomena hari tanpa bayangan menurut penjelasan Pussain Lapan terjadi karena Indonesia terbentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan membelah garis khatulistiwa.

Dengan lokasi geografis seperti ini, Matahari akan berada di atas Indonesia ketika tengah hari pada bulan September-Oktober. Ketika Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga ketika tengah hari, sehingga fenomena ini dapat disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan.

Hari tanpa bayangan terjadi di beberapa bagian Bumi, termasuk Indonesia. Ini adalah saat di mana sinar Matahari tidak menimbulkan bayangan pada benda-benda di waktu tertentu pada siang hari.

Pada saat itu, Matahari tepat berada di zenith. Zenith adalah titik di angkasa yang berada persis di atas pengamat. Cahaya Matahari benar-benar berada di posisi vertikal pada obyek sehingga bayangan pun menghilang.

Hari tanpa bayangan ini sesungguhnya merupakan fenomena yang terjadi tiap tahun, di mana dalam satu tahun terjadi dua kali.

Selain sebagai fenomena yang menarik, hari tanpa bayangan adalah sinyal akan terjadi pergantian musim. “(Hari tanpa bayangan) mulai terjadi (menandakan) terjadi perubahan musim di wilayah Indonesia,” kata Peneliti Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom Priyatikanto.

Peristiwa ini terjadi karena Bumi beredar mengitari Matahari pada jarak 150 juta kilometer dengan periode sekitar 365 hari. Garis edar Bumi berbentuk agak lonjong sehingga Bumi kadang bergerak lebih cepat dan kadang bergerak lebih lambat.

Bidang edar Bumi disebut sebagai bidang ekliptika. Bidang ini miring sebesar 23,4 derajat terhadap bidang ekuator Bumi. Karenanya, Matahari tampak berada di atas belahan Bumi utara selama sekitar setengah tahun dan berada di atas belahan Bumi selatan setengah tahun sisanya.

Hari tanpa bayangan terjadi dua kali setahun untuk kota-kota yang terletak di antara Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan).

Sementara, untuk kota-kota yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan akan mengalami hari tanpa bayangan hanya sekali setahun yakni ketika Solstis Juni (21/22 Juni) maupun Solstis Desember (21/22 Desember). Di luar wilayah tersebut, Matahari tidak akan berada di Zenit ketika tengah hari sepanjang tahun. []

 

DETIK

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist