MASAKINI.CO – Pemerintah lewat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sesuai dengan yang dimandatkan Peraturan Presiden Nomor 92 tahun 2019, perlu untuk lebih mendorong iklim dan peran milenial dalam dunia investasi.
Terkait hal ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan menyatakan generasi milenial sebagai generasi muda yang dekat dengan komunikasi, media, dan teknologi digital merupakan agen yang potensial untuk mendorong investasi dalam negeri Indonesia.
“Mari kita bersama-sama bangkit dan bekerja sama untuk memulihkan kesehatan masyarakat dan perekonomian kawasan, dan segera melakukan lompatan-lompatan kemajuan untuk kejayaan perekonomian di Kawasan,” kata Menko Luhut dalam video sambutannya secara virtual pada acara Milenials Talk: The Rise of Indonesia’s Maritime and Investment di Karawang, Kamis (10/12).
Adapun menurut Sekretaris Kementerian Koordinator, Agung Kuswandono menyampaikan melalui kegiatan Millenials Talk ini diharapkan mampu mendorong untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Generasi milenial harus memiliki wawasan dan networking yang luas, harus membuka pikiran bahwa Indonesia itu merupakan negara yang sangat besar dengan segala kekayaan sumber daya alamnya,” kata Agung.
Karena itu kegiatan ini dianggap penting sebagai wadah untuk menambah wawasan, pengetahuan dan networking serta semakin mampu untuk berpikir out of the box.
Sementara itu Kepala Biro Komunikasi, Andreas Dipi Patria menyampaikan para narasumber yang hadir dalam kegiatan Millenials Talk ini diantaranya Niwa Rahmat (Diplomat), Indra Kusuma Wardhana (Co-founder PT Bugatu Persada), Wafa Taftazani (Co-founder & President Commissioner Modal Rakyat), Ryan Manafe (Komisaris Surya Utama Nuansa), Fei Febri (Direktur Bank Sampah),Yoga Arie (Komisaris PT Aruna Industri Bintan), dan Sujiat Wati ( Agent Of Change Kemenko Marves).
“Hari ini kita akan memulainya melalui generasi yang memiliki pemikiran yang futuristic, menjembatani ide-ide pemikirannya, seperti apa yang mampu mereka wujudkan dalam berbagai tindakan nyata dan dirasakan di kalangan masyarakat luas pada umumnya. Hari ini kita akan mendengar terobosan apa saja yang sudah mereka wujudkan dalam usia yang cukup muda,” ungkap Andreas.
Pada sesi pertama Niwa Rahmat yang juga seorang diplomat muda di Kementerian Luar Negeri membagikan pengalamannya terkait diplomasi maritim dan milenial di kancah internasional. Pada 2009 dirinya yang saat itu masih seorang mahasiswa sudah mendapat kesempatan untuk terlibat dan diundang oleh Pemerintah Jepang karena memiliki sebuah proyek di bidang lingkungan.
“Menurut saya di bidang apapun pekerjaan yang kita geluti tidak ada alasan sebagai milenial hanya berdiam diri saja. Di sektor apapun milenial bisa menunjukan dirinya di kancah internasional,” katanya.
Tidak kalah menarik dengan Niwa, Fei Febri juga membagikan pengalamannya terkait apa saja yang sudah dia lakukan di bidang lingkungan hidup. Fei Febri yang seorang lulusan sarjana hukum Universitas Padjajaran dan menempati posisi terakhir di sebuah perusahaan swasta yang berpusat di Filipina sebagai General Manager memilih untuk peduli terhadap sampah. Dirinya kini menjabat menjabat sebagai Direktur Bank Sampah.
“Jadi tukang sampah itu bukan karena gagal dimana-mana, tapi ini adalah pilihan saya. Karena menurut saya Indonesia perlu anak-anak muda yang mau memikirkan bagaimana sampah di Indonesia bisa dikelola,” tutur.
Fei melihat peluang dibalik banyaknya sampah di Indonesia. Menurutnya saat dikelola sampah itu bisa menjadi sesuatu yang potensial dan mendatangkan berkah. “Bayangkan saja contohnya di Bandung Raya bisa menghasilkan 7000 ton sampah sehari, jika perkilo harganya seribu rupiah. Berapa milliar yang kita buang tiap harinya,” sebutnya.
Dari hal tersebut menurut Fei Indonesia seharusnya tidak miskin, sampah seharusnya bisa membawa peluang besar untuk Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri oleh generasi milenial perwakilan tiap kedeputian di lingkup Kemenko Marves, perwakilan tujuh Kementerian/Lembaga di bawah koordinasi Kemenko Marves, perwakilan Universitas, penggiat media sosial dan organisasi kemaritiman lainnya yang ada di kalangan generasi muda.[]