Dalam Pusaran Pandemi, Perempuan-perempuan Ini Mengukir Inspirasi

Seorang pekerja medis mengeluarkan tes swab Covid-19. [Victor Besa/national.ae]

Bagikan

Dalam Pusaran Pandemi, Perempuan-perempuan Ini Mengukir Inspirasi

Seorang pekerja medis mengeluarkan tes swab Covid-19. [Victor Besa/national.ae]

MASAKINI.CO – Di pusaran pandemi, ada banyak perempuan berjibaku membantu sesama. Tak kenal waktu, usia, bahkan dalam kondisi sesulit apapun mereka tetap di depan melawan Covid-19.

dr. Debryna Dewi Lumanauw, seorang perempuan yang tidak pernah menyangka pandemi begitu menguras tenaga dan pikiran.

“Rasanya nyaris tidak ada waktu untuk duduk beristirahat dan makan dalam satu shift,” kata Debryna.

Dokter relawan penanganan Covid-19 itu mengaku bekerja juga dengan mayoritas perempuan. Kondisi itu menginspirasi dirinya, apalagi mereka dalam keadaan yang sama.

“Ternyata semua perempuan, tidak peduli usia dan fisiknya, bahkan ada yang baru melahirkan, tetap saja kuat dan masih melakukan pekerjaan dengan baik,” sebutnya, Jumat (18/12).

Ia bekerja di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet. Menurutnya walau mengalami kelelahan fisik dan mental, namun sesama perempuan mampu saling menjadi dukungan yang kuat.

“Kami selalu mendukung satu sama lain, berdialog, curhat, sehingga secara mental kami menjadi lebih kuat,” sebut Debryna dalam Webinar Spesial Hari Ibu dengan tema Perjuangan Tenaga Medis Perempuan pada Masa Pandemi yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Jumat (18/12).

Kisah inspiratif juga datang dari Iin Rosita, bidan Puskesmas Bendo, Magetan, Jawa Timur. Ia berbagi cerita saat berusaha melindungi dua nyawa sekaligus, ibu hamil dan kandungannya selama pandemi Covid-19.

Selain permasalahan terkait kurangnya kesiapan fasilitas kesehatan, pandemi Covid-19 juga memiliki dampak langsung bagi ibu hamil. Dampak tersebut di antaranya kurangnya pemenuhan asupan gizi, munculnya kekhawatiran yang berlebih, takut ke fasilitas kesehatan, karena kebijakan pembatasan sosial maka tidak ada yang mengantarnya untuk memeriksa kehamilan.

Dengan segala keterbatasan yang ada, ia bersama teman-temannya memanfaatkan inovasi Ojek Ibu Hamil (Jek-Mil) yang mereka inisiasi sejak 2018.

“Tujuan Jek-Mil adalah meningkatkan layanan Antenatal Care Terpadu (ANCT), sehingga kemungkinan kematian ibu dan kandungannya dapat diminimalkan,” ujarnya.

Namun, kata dia, tidak semua orang mampu menjadi driver bagi ibu hamil. Dalam hal ini, pihaknya juga melakukan seleksi bagi driver tersebut. “Mereka pun kami rekrut dari kader kesehatan yang telah dibekali dengan ilmu kesehatan ibu dan anak, dan semuanya adalah perempuan,” terang Iin.[]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist