Cerita Lain PSGC: Antara Tiket Kereta dan Tiket Promosi

Suasana di balik jendela KAI . | foto: untuk masakini.co

Bagikan

Cerita Lain PSGC: Antara Tiket Kereta dan Tiket Promosi

Suasana di balik jendela KAI . | foto: untuk masakini.co

MASAKINI.CO – Matahari pagi belum meninggi. Jarum jam di angka 08.30 WIB. Skuad PSGC Ciamis sudah bersiap, Jumat (14/2/2025).

Dengan bus dominan putih, aksen ungu, biru dan oranye, mereka bertolak ke Stasiun Banjar, Hegarsari, Jawa Barat.

Skuad PSGC dalam misi besar. Berharap mendulang poin di markas Tornado FC. Sebab itu, anak asuh Herry Kiswanto, berangkat lebih awal ke Solo.

“Kita sengaja berangkat lebih awal. Agar punya waktu istirahat lebih,” kata pelatih fisik PSGC, Munanda Faisal kepada masakini.co.

Menurutnya, detil-detil kecil wajib dipersiapkan agar para pemain punya tabungan energi yang prima. Karena lawan yang dihadapi tak sembarang. Tornado FC, sang pemuncak klasemen.

Pelatih fisik PSGC, Munanda Faisar bersama kolega menunggu jadwal keberangkatan di Stasiun Banjar, Jawa Barat. | foto: untuk masakini.co

Merengkuh poin di markas (sementara) Tornado, Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Senin (17/2/2025) nanti, tak segampang membolak-balik telapak tangan.

“Tornado tim kuat. Statusnya pemuncak klasemen menjadi bukti. Tapi PSGC sudah membulatkan tekad, bisa meraih poin di sana,” ungkapnya.

Pengakuan tersebut berdasar. Tornado belum sekalipun kalah dari tiga laga. Hanya sekali seri, saat bertandang ke kandang PSGC. Selebihnya, menang. Termasuk menundukkan Persekabpas di depan publik sendiri, Kamis (13/2/2025).

Salah Tiket

Kira-kira setengah jam waktu yang dihabiskan, rombongan PSGC telah tiba di Stasiun Banjar, Hegarsari, Jawa Barat.

Official dan beberapa pemain tersenyum, mendapati kenyataan bahwa beberapa diantara mereka; salah tiket tanggal berangkat.

Manajemen sigap, langsung mencarikan tiket pengganti. Kesilapan tersebut, berbuah berkah bagi sejumlah pemain. Naik kelas tiketnya.

“Seharusnya kami semua naik kelas ekonomi. Cuma dengan tiket baru, jadinya eksekutif,” tutur Irza Rahmadian, bek PSGC.

Ia duduk di gerbong bangku 4A. Di gerbong yang sama, ada “Duo Lasut”, Dirga dan Rian. Ada juga Ganjar, hingga kolega Irza sesama jebolan PON Aceh, Rahmad Angga.

Irza tak kuasa membayangkan, pelatih kepala, Herry Kiswanto ada di gerbong kelas ekonomi. Pikiran candanya tak terbendung.

“Ini silap-silap kualat kami,” kelakarnya.

Hampir empat jam lamanya, waktu tempuh yang dilewati untuk tiba di Stasiun Solo Balapan. Dengan estimasi pemberhentian tepat pukul 14.20 WIB.

Irza Rahmad Dian bersama rekan PSGC Ciamis di KAI. | foto: untuk masakini.co

“Silap tiket tapi naik kelas boleh juga ini, mana tahu nasib kami naik kasta kan. Apakah ini tanda-tanda alam? Semoga poin dan nasib sial yang jangan tertukar,” celetuk Irza.

Dari balik jendela, aneka rupa pemandangan mewarnai perjalanan. Ia menikmati setiap bangunan dan alam di tanah Pasundan dan Jawa. Earphone menempel di telinga.

Tumbuh lebih baik, cari panggilanmu,”
Jadi lebih baik dibanding diriku,”
Tuk sementara kita tertawakan berbagai hal,”
Yang lucu dan lara selepas-lepasnya.”

Penggalan lirik lagu Nina milik Feast membakar semangat Irza untuk menyelesaikan mimpi. Lagu tersebut selalu mewarnai perjalanannya.

Lagu tersebut menceritakan janji seorang ayah untuk anaknya. Agar lebih baik dan percaya dengan jalan yang sang anak tempuh. Sebagai perantau di daerah orang, sekaligus tumbuh sebagai lelaki broken home, lagu tersebut menjadi penyemangat.

“Lagu Nina, pasti selalu saya dengarkan. Penentram jiwa, sekaligus motivasi agar setiap kesempatan tampil maksimal,” pungkasnya.

Hitung-hitungan PSGC Promosi

Poin di Solo sangat berguna bagi langkah promosi PSGC ke Liga 2. Hal ini tidak lepas dari hasil di pertandingan kemarin.

Dimana Tornado FC, pemuncak klasemen sementara Grup X babak 6 besar Liga Nusantara, mampu membungkam Persekabpas Pasuruan di rumah sendiri, Kamis (13/2/2025).

Saat ini, Tornado mengantongi 7 poin. Disusul Persekabpas 3 poin. Keduanya sudah memainkan 3 laga. Sedangkan PSGC 1 poin, namun menyisakan dua pertandingan.

Pemain senior PSGC, Dirga Lasut dalam KAI menuju Soli. | foto: untuk masakini.co

Andai nanti Tornado kalah dari PSGC. Terus di laga pamungkas PSGC menang di kandang sendiri atas Persekabpas, maka PSGC otomatis promosi ke Liga 2. Sebab PSGC punya 7 poin, namun menang head to head atas Tornado.

Jika Tornado vs PSGC berakhir imbang. Dan PSGC nantinya, di partai terakhir kandang sendiri menang atas Persekabpas, maka PSGC mengunci runner-up. Dengan poin 5.

Tapi jika kalah dari Tornado. Peluang PSGC tetap besar. Wajib menang atas Persekabpas. Kesempatan lebih terbuka, sebab PSGC bermain di kandang sendiri. Jika menang, maka poin PSGC menjadi 4. Sedangkan Persekabpas 3 poin.

Hanya saja, PSGC tidak otomatis promosi ke Liga 1, karena buka juara grup. Namun, PSGC harus bertarung dengan runner-up grup sebelah, untuk amankan satu tiket sisa promosi.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist