Defisit Neraca Perdagangan dengan Medan Capai 80 Persen

Ilustrasi: Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman membahas potensi investasi dengan delegasi Kota Gumi, Korea Selatan. [Dok: Humas Pemko Banda Aceh 2018].

Bagikan

Defisit Neraca Perdagangan dengan Medan Capai 80 Persen

Ilustrasi: Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman membahas potensi investasi dengan delegasi Kota Gumi, Korea Selatan. [Dok: Humas Pemko Banda Aceh 2018].

MASAKINI.CO – Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Aceh menyimpulkan ada lima faktor penyebab kemiskinan melilit Aceh. Kurangnya investasi sektor produktif termasuk yang berasal dari APBA maupun APBK, menjadi faktor pertama.

Ketua KADIN Aceh, Makmur Budiman menyebutkan faktor lain minimnya produktifitas tenaga kerja. “Faktor ketiga belum optimalnya kreatifitas dan kurangnya jiwa kewirausahaan,” katanya dalam roundtable discussion yang digelar Forum Akademia Solusi untuk Aceh (SuA).

Faktor keempat menurut Makmur, kurangnya akses masyarakat terhadap sektor-sektor produksi termasuk perbankan. Terakhir defisitnya neraca perdagangan dengan Medan mencapai 80 persen, dan tidak muncul multiplier effect terhadap berbagai sektor ekonomi masyarakat Aceh.

Padahal tahun 1960an Aceh memiliki 26 komoditi dan terkenal seluruh dunia. Namun sayangnya saat ini hanya tersisa 6 komoditi.

“Dalam upaya membangkitkan masa – masa emas perekonomian Aceh di masa lalu tersebut, perlu didorong pendidikan vokasi yang berbasis kebutuhan dan permintan pasar,” tegas Ketua KADIN Aceh tersebut.

Ia menilai, tanggungjawab penanggulangan kemiskinan di Aceh, bukanlah semata berada pada pemerintah dan pemerintah daerah. Melainkan merupakan tanggungjawab bersama multipihak yang ada di Aceh baik akademisi, pelaku usaha, organisasi kemasyarakatan dan media.

Percepatan penanggulangan kemiskinan di Aceh, menurut Makmur memiliki tantangan berat merubah ‘mind set’ masyarakat. Berdasarkan hasil survei masyarakat 1 permil kreatif, sementara sebesar 99,09 menunggu.

“KADIN Aceh membentuk training centre dan pendidikan vokasi serta kurikulum pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan pasar,” sebut Makmur Budiman.[]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist