BANDA ACEH masakini – Puluhan pelajar dan mahasiswa dari sejumlah daerah di Aceh, merias dinding sepanjang 100 meter di stadion Haji Dimurthala Banda Aceh dengan mural politik. Isu yang dikampanyekan lewat lukisannya menolak hoax, black campaign, money politic hingga hate speech yang marak jelang Pemilu mendatang.
“Kami hanya menyampaikan lewat gambar biar warga yang menyimpulkan,” ujar Habibi, Sabtu (16/3).
Mahasiswa FKIP Kesenian, Unsyiah ini bersama dua rekan setimnya melukiskan simbol-simbol praktik kotor dalam Pilpres dan Pileg yang harus dihindari warga.
“Ada tikus yang mencoba menyuap pemilih, namun pemilih tutup kuping lantas uangnya dibuang ke tong sampah,” ujar ketua tim Hayasan tersebut.
Sementara mahasiswa ISBI Aceh Besar menampilkan lukisan seorang pria yang berorasi di depan massa. Ia mengajak semua audiennya untuk menggunakan hak pilihnya secara benar.
“Tokoh itu menyampaikan pesan menolak hoax, suap dan pemilih harus cerdas menentukan pilihannya,” kata Naomi menceritakan muralnya.
Menurut Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Akmal Abzal, kegiatan yang diselenggarakan pihaknya diikuti 19 tim dari sejumlah daerah.
“Ada yang berasal dari Banda Aceh, Langsa, Aceh Timur dan Bireuen mereka rata-rata mahasiswa dan pelajar,” jelasnya.
Festival mural memperebutkan total hadiah 22 juta. Turut pula digelar bersamaan festival band. “Kelompok yang disasar pemilih pula, diharapkan partisipasinya tinggi saat pemilu nanti,” sebutnya. (m1)