MASAKINI.CO – Polri memastikan seorang personel TNI dan tiga mahasiswa meninggal, 20 luka-luka serta tujuh personel Brimom kritis akibat kerusahan di kawasan Expo Wamena, Jayapura, Papua. Lewat keterangan tertulisnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo juga menyebutkan ratusan mahasiswa diamankan.
Menurutnya bentrokan tersebut terjadi mendadak dan membabi buta. Sebelumnya para mahasiswa eksodus sepakat untuk tidak lagi menduduki auditorium Universitas Cendrawasih (Uncen).
βSetelah damai menuju Expo Jayapura. Kondisi saat itu kondusif, kita masih mendalami siapa yang memprovokasi,β jelas Karo Penmas.
βTinggal dipilah-pilah siapa yang terlibat penganiayaan, provokasi, atau ikut-ikutan saja. Malam ini juga,β lanjut Karo Penmas Polri.
Jenderal bintang satu tersebut menyampaikan bahwa penyerangan yang dilakukan mahasiswa eksodus terhadap aparat TNI β Polri di Jayapura, Papua, tidak lepas dari peran Benny Wenda (BW). Ia tokoh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang sudah kehilangan status Warga Negara Indonesia (WNI). Benny kini berstatus permanent resident di Inggris.
βKNPB itu langsung memiliki pemain lapangan, AMP (Aliansi Mahasiswa Papua). Nah AMP inilah yang digunakan untuk memprovokasi masyarakat maupun mahasiwa Universitas Cendrawasih,β jelas dia.
Brigjen Dedi menyatakan hasil dari intelijen kepolisian,aliansi mahasiswa eksodus dari Mahasiswa Papua (AMP) dimanfaatkan KNPB dengan KNPB mengenakan seragam SMA dan ikut berdemo di tengah kerumunan pelajar SMA PGRI. Untuk melakukan penyerang terhadap aparat TNI-Polri di Jayapura.
βKNPB melakukan penyusupan dengan menggunakan seragam SMA, memprovokasi massa dengan tindakan anarkis membakar ruko dan kantor pemerintahan,β terangnya, Selasa (24/9).
Selain itu, kericuhan yang terjadi di Papua itu disebabkan karena berita hoax yang beredar. Sehingga mahasiswa ini terhasut dan termakan isu tersebut.
βSemuanya dalam proses pemeriksaan. Ada 733 orang, semua mahasiswa eksodus yang diperiksa, yang terlibat langsung dalam kerusuhan,β jelasnya.[]