MASAKINI.CO – Sekretaris Daerah Aceh, mengingatkan para calon kepala sekolah untuk memperbaiki mutu pendidikan di sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus memposisikan dirinya sebagai pelayan bukan sebaliknya menjadi orang yang dilayani.
“Kita butuh kepala sekolah yang melayani, bukan dilayani,” kata Taqwallah saat menyampaikan paparan pada calon kepala SMA, SMK dan SLB yang berasal dari berbagai kabupaten kota di Aceh, di ruang rapat Sekda Aceh, Selasa 31/12 sore.
Sekda mengatakan, kesuksesan kepala sekolah adalah ketika mereka bisa membuat sekolah menjadi kebanggaan lingkungan. Selanjutnya, kata Taqwallah, ukuran kesuksesan adalah ketika para siswa lulus perguruan tinggi dan diterima dunia kerja.
Selain itu sekda berpesan agar kepala sekolah memperhatikan kesejahteraan guru sebagai variabel terpenting dari sekolah. Ruangan guru diminta untuk disetting sebagai ruangan ternyaman. Sementara bagi mereka diharapkan diberikan fasilitas snack.
Sejak kemarin, Sekda Aceh telah mendengarkan paparan program kerja, strategi dan target yang ingin dicapai oleh 307 Calon Kepala Sekolah se Aceh. Paparan untuk mewujudkan konsep Kepala Sekolah Bersahaja itu disampaikan di depan Sekda serta tim penilai yang terdiri dari Majelis Pendidikan Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Pengawas Sekolah, Cabang Dinas Pendidikan hingga Penasihat Khusus Gubernur.
Konsep Kepsek Bersahaja merupakan konsep yang diluncurkan Pemerintah Aceh demi terwujudnya pendidikan berkualitas, mulai dari mewujudkan kebersihan lingkungan sekolah, mencapai target prestasi, membuat guru nyaman, adanya jaminan belajar mengajar tepat waktu serta adanya jaminan belajar bagi murid kurang mampu dan mendeteksi siswa berperilaku aneh.
Masing-masing calon kepala sekolah diberikan kesempatan secara bergantian untuk memaparkan program kerja mereka jika terpilih menjadi kepala sekolah. Di antaranya terkait kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam hal kurikulum, guru dan siswa.
Selain itu, para calon kepala sekolah juga memaparkan strategi yang akan diterapkan dalam menjalankan program-program tersebut, serta tolak ukur keberhasilan dan target waktu dari seluruh program.
Untuk diketahui, para calon kepala sekolah ini sebelumnya telah mengikuti seleksi dan pelatihan untuk mendapatkan Nomor Unik Kepala Sekolah (NUKS) sebagai syarat mengikuti seleksi calon kepala sekolah.
NUKS adalah nomor khusus yang dikeluarkan dan dicatat dalam database nasional oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) sebagai penjamin mutu penyelenggaraan penyiapan calon kepala sekolah.
Kepala Badan Kepegawaian Aceh Iskandar AP., yang memandu acara tersebut, mengatakan apa yang dilakukan Sekda Taqwallah merupakan sebuah aktifitas bersejarah. Di mana, Sekda atas nama pemerintah Aceh berinisiatif memanggil langsung para calon pimpinan sekolah untuk memaparkan program kerja.
“Biasa para calon kepala sekolah ini mencari dukungan untuk menjadi pejabat di sekolah, tapi hari ini Pak Sekda yang memanggil kita semua ke sini,” kata Iskandar.
Iskandar menyebutkan, para sekolah memaparkan rencana kerja jika dipercaya menjadi kepala sekolah atau strategi sukses memimpin sekolah.
Sementara Ketua Majelis Pendidikan Aceh, Profesor Abdi Abdul Wahab, mengatakan salah satu penyebab menurunnya mutu pendidikan Aceh terletak pada manajemen sekolah. Misal saja masih ada sekolah yang tidak menerapkan K-13 atau Kurikulum 2013 sebagai kurikulum resmi yang telah ditetapkan pemerintah.
Memang tidak salah menerapkan kurikulum yang bermuatan lokal pada pendidikan di Aceh. Namun perlu diingat, kata Prof. Abdi., K-13 adalah acuan pemerintah dalam hal menyusun soal-soal pada Ujian Nasional yang diterapkan bagi seluruh pelajar di Indonesia.
“Bahwa benar kita punya kurikulum lokal, tapi utamakan kurikulum nasional karena ujian nasional itu diatur berdasarkan atau mengacu pada kurikulum nasional,” kata Profesor Abdi.
Untuk pembenahan manajemen pendidikan tersebut, langkah yang dilakukan Sekda Taqwallah memanggil Kepala dan Calon Kepala Sekolah adalah langkah tepat. Dengan itu, diharapkan adanya pembenahan manajemen sekolah sehingga mutu pendidikan di Aceh menjadi lebih baik. []