MASAKINI.CO — Warga Desa Lambaro Neujid, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar terpaksa memanfaatkan air sumur di tengah sawah selama mengalami krisis air sejak tahun 2019 lalu.
Sumur leupon (sebutan warga setempat) itu, menjadi sumber air utama selama kemarau panjang melanda.
“Kekeringan di Lambaro Neujid ini sudah satu tahun lebih. Untuk saat ini, sumber air warga hanya di sumur leupon sementara waduk sendiri juga kering,” kata Keuchik Lambaro Neujid, M Jamal pada masakini.co, Jumat (17/1).
Menurutnya, sebanyak 225 KK memanfaatkan air bersih dari sumur ini untuk kebutuhan sehari-hari.
“Ini belum termasuk warga Desa Lampageu yang juga ikut mengambil air di sini,” lanjutnya.
Sementara air PDAM yang sudah disalurkan ke sejumlah rumah warga tidak dapat difungsikan. Pasalnya, embung Lambadeuk yang menjadi sumber air bersih ikut kering.
“Bahkan yang sudah ada PDAM di rumah masih ngambil air di sumur ini,” ujarnya.
Warga Lambaro Neujid, Abdul Razaq, mengaku mengangkut 10 jerigen air setiap harinya sejak enam bulan lalu. Air itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Biasanya air yang saya ambil dari sumur ini digunakan untuk mandi anak-anak, cuci piring, pakaian dan minum,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah menyalurkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga di sana.
“Harapan kami pada pemerintah untuk memasukkan air bersih kemari, baik dari Mata Ie ataupun dari Lambaro,” harapnya.[Ahlul Fikar]