Lestarikan Bahasa Daerah, Ria Candra Dewi Terbitkan Antologi Puisi

Ria Candra Dewi memperlihatkan antologi puisi

Bagikan

Lestarikan Bahasa Daerah, Ria Candra Dewi Terbitkan Antologi Puisi

Ria Candra Dewi memperlihatkan antologi puisi

MASAKINI.CO – Bahasa daerah merupakan kekayaan budaya yang harus dilestarikan agar tidak tergerus zaman.

Banyak cara pula untuk melestarikan bahasa, salah satunya bisa melalui puisi. Seperti yang dilakukan Ria Candra Dewi dalam melestarikan bahasa Tegal.

Dewi, sapaan akrabnya, baru saja menerbitkan buku antologi Kur 267 bertajuk Kasmaran, Ayat Pujangga. Buku pertamanya itu ditulis menggunakan tiga bahasa, yakni Tegalan, Indonesia, dan Inggris.

Dalam buku ini, Dewi tidak sendiri. Ia turut melibatkan sastrawan lokal untuk menyempurnakan karyanya. Untuk editor, sastrawan Tegal Lanang Setiawan didapuknya. Sedangkan penerjemahan Bahasa Inggris melibatkan penyair, Budi Patikto. Buku itupun diterbitkan oleh Komunitas Sastrawan Tegalan.

Ide Dewi menulis buku berawal dari ketertarikannya terhadap karya sastra ‘Kur 267.” Menurutnya, karya yang dicetus oleh Lanang Setiawan itu merupakan genre baru dalam estetika puisi pendek Tegalan.

Nah, melalui tulisan-tulisannya bertajuk Kasmaran Ayat Pujangga itu, Dewi menyusun antologinya dalam bentuk kisah atau semacam prosa dalam era kekinian. Meskipun berbasis kelokalan, karyanya itu bisa dipahami oleh siapa saja yang membacanya.

Bagi Dewi, mendalami karya sastra berbasis kelokalan itu sangat penting. Apalagi di era saat ini bahasa daerah mulai tergerus oleh zaman.

“Sebagai dosen dan guru bahasa Indonesia, saya punya kepentingan dan tanggung jawab untuk memperkenalkan sastra Tegalan pada mahasiswa dan murid-murid saya,” ujar Dewi pada masakini.co, Rabu (29/4).

Sementara itu, Lanang menilai, karya Dewi ini cukup bagus, puitis, dan imajinatif. Pasalnya,
buku Kasmaran Ayat Pujangga berbicara tentang fenimisme yang dihadapkan pada masalah keluarga berujung perpisahan.

“Karya Dewi ini sudah merupakan andil besar dalam perkembangan sastra yang berbasis kelokalan. Dengan wujud antologi ini, Ria telah melangkah melampau batas dan melahirkan gagasan segar. Saya bangga sebagai editor karya perdananya,” kata Lanang.[]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist