UNHCR: Jumlah Pengungsi di Seluruh Dunia Nyaris Tembus 80 Juta

Ilustrasi pengungsi. [UNHCR]

Bagikan

UNHCR: Jumlah Pengungsi di Seluruh Dunia Nyaris Tembus 80 Juta

Ilustrasi pengungsi. [UNHCR]

MASAKINI.CO –  Badan Pengungsi PBB, UNHCR melaporkan bahwa jumlah pengungsi di seluruh dunia kini mencapai rekor 79,5 juta orang.

Laporan tahunan Global Trends itu dirilis sebelum Hari Pengungsi Sedunia pada 20 Juni.

Ada lebih dari satu persen manusia atau satu dari setiap 97 orang di dunia hidup dalam pengungsian. Masalah tersebut pun dianggap sangat memprihatinkan oleh UNHCR.

Sebagian besar dari hampir 80 juta orang mengalami konflik di negaranya, menurut catatan UNHCR, termasuk menjadi pengungsi di dalam negeri, sementara 29,6 juta adalah pengungsi yang mencari suaka ke negara lain.

Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, sebagian besar pengungsi tidak mencari suaka di negara-negara kaya, tetapi melarikan diri ke negara-negara terdekat.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa 85 persen ditampung oleh negara-negara berkembang yang miskin, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (19/6).

Menurut Grandi, 68 persen dari pengungsi dunia itu berasal dari lima negara.

“Suriah, Venezuela, Afganistan, Sudan Selatan, dan Myanmar. Kita tahu apa sebabnya. Jika krisis yang terjadi di negara-negara itu bisa diatasi, nasib 68 persen para pengungsi dunia mungkin bisa diselesaikan,” sebutnya.

“Konflik di Republik Demokratik Kongo, wilayah Sahel Afrika, Yaman dan Suriah merupakan sebagian besar dari sembilan juta pengungsi tahun lalu,” tambah Grandi.

Ia pun menyampaikan kekhawatirannya tentang penurunan dramatis jumlah pengungsi yang bisa kembali ke kampung halaman mereka atau dimukimkan di negara-negara lain.

Dalam catatan Grandi, menunjukkan bahwa dalam tahun 1990-an, rata-rata 1,5 juta pengungsi dapat kembali ke negara masing-masing setiap tahun. 

Untuk Pengungsi tersebut, jumlah ini, kini menurun menjadi kurang dari 400 ribu jiwa per tahun.

“Ini, tentu saja merupakan tanda masih adanya konflik, munculnya konflik baru, ketidakmampuan, kelemahan masyarakat internasional, termasuk lembaga-lembaga seperti Dewan Keamanan dalam mengatasi dan menyelesaikan konflik-konflik ini, dan menciptakan kondisi supaya para pengungsi bisa kembali ke negara masing-masing,” ujarnya.

Dalam catatan laporan itu, dari angka tertinggi 163.000 pada tahun 2016,  jumlah pengungsi yang dimukimkan di negara ketiga telah turun menjadi 107.000 tahun lalu.

Selain itu, angka pemukiman di AS telah menurun drastis, sedangkan di Kanada, kini negara tersebut menggantikan Amerika sebagai negara penerima pengungsi terbesar.

Namun, informasi yang ada dalam laporan Global Trends itu tidak termasuk dampak pandemi Corona COVID-19 terhadap suaka.

Tetapi, menurut catatan Grandi, 164 negara telah sepenuhnya atau sebagian menutup perbatasan mereka karena pandemi Virus Corona. 

Upaya tersebut, dikatakan Grandi  telah menghambat kemampuan orang melintasi perbatasan untuk mencari perlindungan internasional. [Liputan6.com]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist