MASAKINI.COM – Perempuan itu tertunduk lesu. Matanya memerah. Tepian masker basah. Sekali waktu, dua telunjuknya menyapu air mata.
Di depan ruang jenazah RSUD Muyang Kute, Bener Meriah, ia menanti waktu melihat ibundanya untuk terakhir kali.
Gadis itu, Fuan Maharani. Usianya berusia 17 tahun. Kamis pagi, hari kedua baginya berstatus yatim-piatu. Setelah stroke mengakhiri hidup meninggalnya sang ayah lima tahun silam, kini giliran ibunya pergi untuk selamanya.
Warga menemukan Arini, ibunya, sudah tak bernyawa dengan leher terlilit kain persis di depan rumahnya jalan Rembele, Kampung Karang Rejo, Kecamatan Bukit, Rabu (14/8).
Ibu dan anak itu tak tinggal serumah. Sejak Arini nikah lagi. Maharani tinggal bersama neneknya di jalan Mangaan, kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Deli Kota Madya Medan, Sumut.
Jelang maut tiba. Maharani sempat melepas rindu lewat pesan singkat dengan ibunya. Tapi, tak ada cerita bahagia.
βMama sudah tidak tahan lagi di sini nak, mama ingin pulang, mama selalu dipukul,β begitu isi pesan terakhir Arini lewat selulernya dengan Maharani, Senin (10/8) sore.
βMama pulang saja,β balas Maharani, mengutip pembicaraan mereka.
βTadi udah lihat mama di dalam (ruang jenazah-red), ada memar di bagian kepala mama,β kata Maharani.
Gadis baru saja tamat SMA itu, mengaku ibunya sosok yang baik; berjuang dengan terus memberikan semangat untuk anak, serta mencukupi kebutuhannya.
βSelama ini mama juga sering mengirimkan uang untuk kebutuhan saya,β kata Maharani.
Hatinya terluka, saat mendengar ibunya meninggal dengan dugaan dibunuh ayah tirinya.
Ia berharap kasus ini dapat dituntaskan dan pelakunya dihukum setimpal.
βJika pelakunya sudah terbukti, saya berharap pelakunya dihukum seberat-beratnya, hukum mati saja sekalian,β harap Maharani.
Diketahui Arini korban pembunuhan tersebut pindah ke Bener Meriah semenjak 2016 lalu, ia menikah dengan M, saat ini berstatus tersangka.
βSebelumnya saya sudah melarang menikah dengan suaminya ini, karena masih ada kaitan saudara. Selain itu juga mengingat kalau suaminya ini sudah memiliki istri dan anak,β kata Satimin, abang kandung korban.
Usai visum, pihak keluarga langsung membawa jenazah korban ke Medan, untuk dimakamkan di TPU Mabar Hilir, Kecamatan Deli, Kota Madya Medan. [Eri Tanara]