MASAKINI.CO – Abrasi sungai Krueng Baro, salah satu sungai yang langsung mengarah ke Kota Sigli, Ibu Kota Kabupaten Pidie kian memprihatinkan.
Abrasi itu tampak seperti di bantaran sungai yang terletak di Gampong Pante Aree, Kecamatan Delima, Dayah Tanoh, Gampong Pukat, Paloh, Paya Raya Sanggeu, dan sepanjang bantaran sungai Gampong Lhok Keutapang dan Gajah Ayee, Kecamatan Pidie.
Abrasi tersebut semakin mengancam rumah penduduk dan jalan yang sering di lintasi masyarakat.
Ketua Fraksi Nanggroe Restorasi DPRK Pidie, Zulfazli meminta Pemerintah Kabupaten Pidie dan Pemerintah Aceh agar serius menangani abrasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Baro itu.
“Hasil tinjauan saya ke lapangan, warga mengatakan abrasi di kawasan mereka telah terjadi sejak puluhan tahun dan ada beberapa lokasi yang berbahaya serta mengancam permukiman,” katanya, Rabu (4/8/2021).
Dia menyebut, karena DAS Krueng Baroe adalah wilayah Balai Sungai Sumatera, maka Pemerintah Aceh harus proaktif dalam menyikapi hal tersebut, apalagi kasus itu tidak dapat diselesaikan oleh APBK Pidie.
“Pemkab Pidie harus aktif mengupayakan Pemerintah Propinsi dalam menyikapi abrasi sungai yang masuk zona berbahaya kepada masyarakat Pidie,” ujarnya.
Politisi Partai Nanggroe Aceh (PNA) itu mengatakan, dinas terkait jangan hanya mampu mengelola anggaran yang sudah ada saja, tapi harus mampu juga menjawab masalah dan tantangan yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
“Termasuk persoalan DAS Krueng Baro ini. Harus bisa dicarikan solusi. Biar masyarakat tidak terdampak,” pungkasnya.
Reporter: Zian Mustaqin