MASAKINI.CO – Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe meminta kepada semua pihak untuk tidak menebar ancaman dalam menyukseskan vaksinasi siswa, seperti yang pernah dilontarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Alhudri beberapa waktu lalu.
Saat itu Alhudri mengeluarkan ancaman terhadap kepala sekolah yang tak bisa menyukseskan vaksinasi pelajar sampai 30 September mendatang, untuk mundur saja.
Ketua Komisi D DPRK Lhokseumawe Abdul Hakim mengatakan, ucapan bernada ancaman seperti yang dilontarkan oleh Kadis Pendidikan Aceh tersebut diharapkan tidak terjadi lagi, karena bisa membuat masyarakat resah.
“Kami dari anggota dewan mengharapkan tidak ada ancaman-ancaman sebagai mana yang kita dengar statement yang dilontarkan oleh kepala dinas pendidikan Aceh, itu sangat meresahkan seluruh kepala sekolah dan masyarakat. Yang menyebabkan munculnya tanggapan positif dan negatif terhadap pelaksanaan vaksinasi itu sendiri,” katanya, Sabtu (25/9/2021).
Ia menyebut, di tengah masyarakat saat ini yang masih kesulitan menghadapi kondisi pandemi Covid -19, jangan ditambah lagi dengan beban-beban lain yang semakin memperparah keadaan.
Abdul Hakim berharap seluruh masyarakat Lhokseumawe untuk bersikap netral dalam menerima informasi, kemudian ikut terlibat memberikan edukasi-edukasi yang berkaitan dengan penanganan Covid-19.
Abdul Hakim mengatakan, pelaksanaan vaksinasi siswa di Lhokseumawe harusnya tidak boleh dipaksakan, melainkan harus ada kesadaran sendiri dan izin orang tua.
Dia menjelaskan siswa yang akan vaksinasi di sekolah, harus mengantongi dulu izin orang tua siswa, kedua dengan keikhlasan atau keberanian siswa/i itu sendiri, ketiga edukasi penjelasan berkaitan dengan vaksinasi agar tidak menimbulkan kekhawatiran bagi siswa dan keluarganya.
Sebelumnya dilaporkan, seorang siswa SMK Negeri 1 Lhokseumawe, Aceh, dilarikan ke rumah sakit usai menjalani vaksinasi Covid-19. Siswa itu disebut mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Gejala yang dialaminya yakni mual, muntah, dan pusing.
Reporter: Mulyadi