MASAKINI.CO – Sejak pembelajaran tatap muka (PTM) secara normal di sekolah mulai diberlakukan pada 15 November 2021, capaian vaksinasi guru di Banda Aceh meningkat.
Vaksinasi guru di Banda Aceh mencapai hasil maksimal, yaitu sebesar 74 persen dari total 4.100 orang per 22 November 2021.
Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Aceh, Hamdani, mengatakan secara keseluruhan tingkat vaksinasi warga sekolah di SMA mencapai 77,22 persen per 29 November 2021.
“Sekarang Disdik Aceh telah mencapai 77,22 persen termasuk semua warga sekolah, siswa, guru, dan tendik (tenaga pendidikan),” katanya.
Dia menyebut, memang ada beberapa kabupaten di Aceh yang masih rendah capaian vaksinasinya, diantaranya Aceh Utara sekitar 50 persen, Aceh Timur 60 persen, dan Aceh Barat 52,23 persen.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 17 Banda Aceh, Qadarusni, mengatakan sebelumnya tingkat vaksinasi guru di sekolah yang dipimpinnya masih rendah. Kemudian, perlahan meningkat karena ada kaitan dengan rencana PTM normal.
“Begitu ada instruksi dari pemerintah mengenai vaksinasi serentak semuanya, memang saat itu kecil kesadaran warga sekolah, termasuk guru. Masih memikirkan apa dampak dan akibat (vaksinasi),” ujarnya.
Namun, setelah mendapat sosialisasi dan pemahaman yang memadai, serta dikuatkan dengan instruksi dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh bahwa kemungkinan PTM Normal akan kembali digelar, vaksinisasi guru dan tenaga pendidik di SMPN 17 Banda Aceh meningkat pesat.
“Begitu tatap muka diberlakukan dan syarat mutlak nomor satu diharuskan guru wajib vaksin dosis 1 dan 2, dari situlah meningkat. Yang dulunya cuma 30 persen, meningkat jadi 85 persen untuk kondisi hari ini, dan saya yakin ke depan akan terus bertambah lagi,” tambahnya.
Pihaknya menargetkan capaian vaksinasi guru di SMPN 17 Banda Aceh dapat terus meningkat sampai seratus persen.
Saat ini, tutur Qadarusni, guru yang belum mendapatkan vaksin di SMPN 17 Banda Aceh disebabkan karena kondisi yang kurang sehat, bahkan ada yang ditunda karena sedang menjalani pengobatan.
“Kita menargetkan vaksinasinya 100 persen. Secara pelan-pelan akan kita capai target tersebut,” ujarnya.
UNICEF Perwakilan Aceh, Dita menegaskan bahwa capaian vaksinasi guru ini perlu ditingkatkan lagi sesuai arahan Kementrian Kesehatan.
“Arahan Kemenkes, masing-masing kabupaten dan kota itu per Desember 70 persen dosis satu, dosis duanya 49 persen. Kalau dari global sendiri juga tujuannya diakhir tahun ini sudah 40 persen di dosis kedua,” katanya.
Menurutnya, vaksinasi guru ini perlu ditingkatkan karena guru termasuk kelompok yang usianya sudah lanjut ataupun memiliki penyakit komorbid, sehingga paling rentan terinfeksi virus Covid-19.
“Vaksinasi guru ini harus didorong supaya saling menjaga, tapi dari UNICEF enggak melihat ini sebagai sesuatu keharusan dan kewajiban,” ujarnya.
Meskipun begitu, ungkap Dita, vaksinasi masih belum cukup untuk mencegah penularan virus Covid-19. Upaya pencegahan melalui 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak) tetap harus dilakukan saat PTM normal diberlakukan di sekolah.
“Vaksin itu bukan satu-satunya tools untuk keluar dari pandemi, tapi tetap harus jaga protokol kesehatan karena vaksin bisa meningkatkan kekebalan dari dalam sementara untuk mencegah penularan tetap harus dengan protkes yaitu 3M itu,” jelasnya.
Terkait vaksinasi untuk guru, Kepala SMPN 17 Banda Aceh Qadarusni, menyampaikan bahwa para guru memang sempat khawatir divaksin karena info-info yang beredar. Sebab itu, ia berharap agar Dinas Kesehatan dan Pemerintah Aceh terus melakukan sosialisasi kepada guru.
“Jadi, mereka masih ada kekhawatiran sebenarnya dengan info-info yang ada di luar. Karena itu, sebenarnya kami berharap ada sosialisasi dari pihak kesehatan. Jangan hanya dibilang kami wajib vaksin. Tapi, sosialisasi dari pemerintah tentang kewajiban vaksin itu harus kuat,” harapnya.[]