MASAKINI.CO – Bencana banjir melanda hampir semua daerah pesisir timur Aceh. Ratusan ribu orang terdampak, sementara puluhan ribu warga dilaporkan mengungsi. Banjir diakibatkan intensitas hujan yang tinggi hingga meluapnya sungai dan tanggul jebol. Banjir juga turut mengakibatkan beberapa daerah dilanda longsor.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut, banjir melanda enam daerah pesisir timur Aceh, mulai dari Kota Lhokseumawe, Langsa, Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang.
Dua kabupaten yang paling parah terdampak banjir yakni Aceh Timur dan Aceh Utara. Sejak Jumat (31/12/2021), hujan deras mengguyur dua kabupaten itu mengakibatkan puluhan ribu warga mengungsi hingga kini.
Ketinggian air banjir mencapai satu sampai dua meter. Di Aceh Utara, banjir melumpuhkan ibu kota kabupaten setempat, Lhoksukon. Sekitar 20 ribu lebih warga mengungsi. Banjir juga merenggut satu nyawa di Aceh Utara.
“Jalan lintas nasional Banda Aceh-Medan lumpuh akibat banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBA, Ilyas, Senin (3/1/2022).
Sementara di Aceh Timur, juga terdapat korban jiwa. Satu orang warga dilaporkan tenggelam dalam banjir. Sementara warga di pedalaman kabupaten setempat, masih banyak yang belum tersentuh bantuan.
Berdasarkan laporan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBA, banjir juga terjadi di wilayah tengah Aceh, tepatnya di Kabupaten Bener Meriah. Di sana, selain banjir, warga juga mengalami dampak tanah longsor. Beberapa rumah warga dilaporkan tertimbun.
Sejauh ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing daerah terdampak banjir dan longsor, masih terus melakukan pendataan, berapa jumlah korban, pengungsi, dan fasilitas umum baik itu sekolah dan kantor pemerintahan yang terdampak.
Bantuan masa panik masih terus disalurkan kepada warga. Dapur umum di beberapa titik daerah terendam banjir telah didirikan.
Sementara itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh mendesak Pemerintah Aceh menetapkan keadaan darurat banjir di pesisir timur Aceh itu menjadi status bencana provinsi.
Hal ini untuk memaksimalkan penambahan sumber daya manusia terkait penanganan keadaan darurat bencana banjir yang terjadi di Aceh Utara dan Aceh Timur. Penanganan awal ini mencakup penyelamatan dan evakuasi penduduk terancam serta pemenuhan kebutuhan dasar korban.
“Supaya dapat meminimalisir terjadinya korban jiwa dan harta benda akibat banjir ini,” kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh, Ahmad Shalihin kepada wartawan, Senin (3/1/2022).