MASAKINI.CO – Pakis sayur (Diplazium esculentum) merupakan tumbuhan paku-pakuan yang hidup di daerah tropis dan subtropis di Benua Asia. Daun mudanya banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Pakis sayur atau ada yang menyebut pakis tanjung, banyak tumbuh dekat sumber air seperti sungai, alur, rawa-rawa, atau daerah lembab. Tumbuhan ini menyebar dan mudah dikenali.
Seorang masyarakat Tenggulun, Aceh Tamiang, Nanda, mengatakan pakis sayur paling mudah didapat di pinggir hutan.
āKalau masyarakat ingin memetik pucuknya, cari saja sekitar hutan dekat sumber air,ā ujarnya dilansir dari Mongabay Indonesia.
Di Aceh, umumnya pakis ditumis atau disayur dengan santan kelapa, atau bisa juga dimakan sebagai lalapan.
āKami hanya tahu, daun pakis itu enak disayur dan tidak beracun,ā ujar Nanda.
Manfaat Pakis
Dwi Koko Pratoko, mahasiswa program Doktor Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada [UGM] mengatakan, banyak orang yang masih belum tahu cara memanfaatkan pakis sayur.
āBahkan di kalangan ilmuwan obat-obatan, tumbuhan ini menjadi salah satu yang kurang mendapat perhatian,ā jelasnya dalam satu tulisan ilmiahnya.
Dwi menambahkan, secara tradisional, pakis telah dimanfaatkan untuk kesehatan seperti di beberapa negara Asia dan Afrika, termasuk Indonesia. Sebut saja sebagai obat asma, diare, rematik, cacar, disentri, sakit kepala, demam, luka, nyeri, campak, darah tinggi, dan penyakit kulit.
āDikonsumsi segar maupun dibuat sup dapat menjaga kesehatan tubuh,ā ujarnya.
Bagian pakis yang digunakan untuk pengobatan adalah daun muda atau kuncup, rhizoma, maupun keseluruhan. Secara tradisional, pakis sayur digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit karena mengandung senyawa bioaktif.
āGolongan senyawa fitokimia yaitu, alkaloid, flavonoid, glikosida, fenolik, tanin, terpenoid, dan steroid,ā sebutnya.
Senyawa di pakis sayur terdiri minyak dan non-minyak. Sehingga, memiliki potensi mengobati maupun mencegah penyakit.
āPakis sayur memiliki aktivitas antioksidan yang cukup baik setelah melalui berbagai metode pengujian,ā jelas Dwi.
Sementara itu, dua mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor, Riza Aris Apriyadi dan Nuri Andarwulan pada tahun 2010 silam, meneliti tentang āIdentifikasi Senyawa Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous Indonesiaā yang salah satunya pakis sayur.
Menurut mereka, senyawa polifenol pada sayuran, buah-buahan, dan teh, dapat mencegah penyakit degeneratif, termasuk kanker melalui aktivitas antioksidan dan/atau modulasi fungsi beberapa protein. Senyawa polifenol yang banyak terdapat pada sayuran adalah flavonoid dan asam fenolat.
Asam Fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas vasodilatory.
āAsam fenolat juga mempunyai peranan melindungi tubuh dari kanker dan penyakit jantung,ā jelas riset tersebut.