MASAKINI.CO – Organisasi Taman Pelajar Aceh Yogyakarta menggelar aksi demontrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mereka menilai naiknya harga BBM berdampak buruk terhadap ekonomi masyarakat.
“Kebijakan naiknya harga BBM ini kontroversial karena kenaikannya diputuskan ketika harga minyak dunia mengalami penurunan dibandingkan pada Juni-Juli 2022 lalu,” kata koordinator aksi, Khalezar, Kamis (8/9/2022) di Yogyakarta.
Dia menyebut naiknya harga BBM sangat berisiko jika dilakukan pada saat naiknya harga pangan, seperti saat ini dan akhir tahun.
Berdasarkan riset Bank Mandiri, tutur Khalezar, kenaikan harga Pertalite sebesar Rp10.000 dapat menyebabkan inflasi 0.83 poin persentase.
Sementara kenaikan harga Solar sebesar Rp8.500, menyebabkan inflasi 0.33 poin.
“Sudah kesekian kalinya di tahun 2022 pemerintah bertindak “lepas tangan” dan mengalihkan tanggung jawab kepada masyarakat,” ujarnya.
Selain penolakan kenaikan harga BBM, dalam aksi tersebut Taman Pelajar Aceh Yogyakarta juga menyuarakan beragam isu lokal di Aceh, diantaranya; bencana ekologi, korupsi beasiswa, dan implementasi MoU Helsinki yang masih tersendat.
“Sebab masalah-masalah regional Aceh ini berdampak pada sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Harus segera diselesaikan segenap stakeholder di Aceh,” pungkas Khalezar.