Setahun Tak Pulang, Havidz Mudik dengan Kebanggaan; Pemain Profesional Bersama Persiraja

Havidz Fauzan Muzaki, kiper Persiraja asal Padang. (foto: untuk masakini.co)

Bagikan

Setahun Tak Pulang, Havidz Mudik dengan Kebanggaan; Pemain Profesional Bersama Persiraja

Havidz Fauzan Muzaki, kiper Persiraja asal Padang. (foto: untuk masakini.co)

Tepat pukul 22:50 WIB, sebuah bus berhenti di halaman salah satu hotel yang beralamat di Jln Bundo Kanduang, Padang, Rabu (14/9/2022). Lebih duapuluhan lelaki turun dari armada darat tersebut, yang salah satunya adalah Havidz Fauzan Muzaki.

Dia adalah satu dari dua kiper yang dibawa tim Persiraja dalam lawatannya ke Provinsi Sumatra Barat, guna menghadapi Semen Padang dalam lanjutan Liga 2 musim 2022/2023. Pertandingan tersebut akan berlangsung pukul 18:30 WIB di Stadion H Agus Salim, Jum’at (16/9/2022).

Meskipun tak bisa menyembunyikan kelelahan karena menempuh perjalanan darat dua hari dua malam, dimulai dari Aceh, transit di Medan dan melanjutkan perjalanan hingga tiba di Padang, ada perasaan bahagia sekaligus bangga dalam diri Havidz.

“Nyaris setahun tidak pulang ke Padang. Alhamdulillah kali ini bisa pulang, mudik dengan status sebagai pemain profesional,” kata Havidz kepada masakini.co, Kamis (20/9/2022).

Sudah lama dirinya merawat mimpi bisa menjadi pesepakbola profesional. Selama tak di kampung, ia terus mengasah diri di perantauan. Untuk mematangkan mental, dirinya memilih keluar dari zona nyaman, meninggalkan kampung halaman, merantau ke Provinsi Bangka Belitung, bermain untuk Belitong FC di Liga 3.

Selain tekun berlatih, Havidz tak lupa mengintip kesempatan serta menambah jejaring sepakbola. Jejaring tersebut dimulai dengan bergabung dengan Munial Sport Group (MSG) yang CEO-nya adalah Muly Munial, salah satu agen sepakbola kenamaan di Indonesia.

“Saat ada kabar Persiraja buka seleksi, saya dikirim (MSG) ke mari (Aceh), dan alhamdulillah terpilih,” tuturnya.

Dirinya ikut seleksi Persiraja tanggal 28 Agustus 2022 bersama tiga pemain (MSG) lainnya. Dari keempat orang tersebut, hanya Havidz yang terpilih. Meskipun baru tiba, saat melihat peta persaingan sore itu di Stadion H Dimurthala, Lampineung, nun jauh di lubuk hati terdalam, dirinya mengaku punya keyakinan akan terpilih.

Berbekal CV Liga 3 dan lolos hingga putaran nasional, namun belum beruntung membawa Belitong promosi ke Liga 2, Havidz punya modal yang terbilang mentereng. Dia pernah berseragam timnas Indonesia U-16 tahun 2017, saat diarsiteki Fakhri Husaini.

Meski belum menjadi pilihan utama di Persiraja, Havidz bersyukur bisa naik kelas menjadi pesepakbola profesional. Melawan Semen Padang, kemungkinan ia belum akan diturunkan, tapi kepulangan tersebut sangat bermakna bagi anak kelima dari tujuh bersaudara ini.

Sejak tiba, walau rumahnya yang beralamat di Desa Aie Pecah, Kecamatan Koto Tengah, Padang, tidak jauh dengan penginapan Persiraja, Havidz belum menjenguk keluarganya. Ia fokus mempersiapkan diri, menjaga konsentrasi tim sekaligus memaksimalkan waktu recovery.

“InsyaAllah setelah pertandingan lawan Semen Padang, malamnya saya akan pulang ke rumah. Menemui orangtua,” ungkapnya.

Kepulangannya kali ini punya muatan emosional yang campur aduk. Havidz yang sudah sah menyandang status profesional, kembali ke tanah kelahiran sebagai lawan, menghadapi Semen Padang. Tim yang dimimpikan oleh banyak pesepakbola Sumatra Barat untuk sekali waktu bisa mengenakan jersey berlogo kerbau itu.

Sebelum merantau, Havidz menghabiskan sebahagian besar usianya bertumbuh dan menimba ilmu ke-sepakbola-an bersama PSP Padang. Ia membela tim legendaris Sumatra Barat itu sejak akademi hingga Liga 3. Pengabdiannya terbilang tak singkat, sejak 2016 hingga 2019.

Selain merantau ke Bangka Belitung, kiper yang mengidolakan Ederson, Manchester City ini, nyaris tampil bersama PSIS Semarang. Havidz sudah terpilih menjadi bagian dari Elite Pro Academy (EPA) PSIS, hanya saja gagal mentas, karena pandemi Covid-19 tahun 2020 yang masih melanda.

“Tahun ini, sebenarnya dapat tawaran dari Semen Padang tapi karena satu dan lain hal, intinya gak jadi. Suatu saat lah, kalau memang rezekinya di sini. Setiap anak daerah, pasti ingin membela tim tempat kelahiran,” ucapnya.

Ia memang belum berjodoh bersama Semen Padang, tapi takdirnya untuk menjadi pesepakbola profesional tahun 2022 sudah menjadi suratan takdir dari-Nya. Bagi Havidz, Persiraja merupakan tim yang tepat untuk mendapatkan kesempatan bermain.

“Saya gak ada target berapa kali (tampil) secara angka, cuman sekalinya dikasih kesempatan, saya bakal jaga itu,” ucap pesepakbola kelahiran 12 Januari 2002 ini.

Havidz mengaku sabar menunggu kesempatan itu datang. Demi mewujudkan mimpinya untuk segera debut profesional, anak dari ASN yang bekerja di salah satu Rumah Sakit di Padang itu, punya strategi tersendiri; memberikan yang terbaik selama latihan. Hingga waktunya tiba, pelatih kiper Persiraja akan memberikan kesempatan tersebut.

“Saat ini yang paling penting adalah memberikan yang terbaik. Berhubung persiapan kami pendek, semoga Persiraja bisa bertahan,” harapnya.

Saat ini, ‘Uda’ Havidz baru saja memulai kariernya sebagai pesepakbola profesional. Setelah setahun merantau, ia pulang dengan kado ‘mimpi yang terwujud’. Dalam kultur Minang, sukses di perantauan merupakan pencapaian yang layak dibanggakan.

Kini, anak yang berdarah tulen Sumatra Barat; ayahnya berasal dari Lubuk Basung dan lahir dari rahim seorang ibu dari Pariaman, sudah naik kelas, dari amatir ke profesional. Persiraja membuka jalan karier kiper muda ini.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist