Sempat Berlaga di Barcelona, Pesepakbola Aceh Zaid Imam Antar EPA Persija U-16 ke Final

Pesepakbola Aceh di Persija, Zaid Imam Nawawi berupaya melakukan bicycle kick saat melawan PSIS Semarang. (foto: untuk masakini.co)

Bagikan

Sempat Berlaga di Barcelona, Pesepakbola Aceh Zaid Imam Antar EPA Persija U-16 ke Final

Pesepakbola Aceh di Persija, Zaid Imam Nawawi berupaya melakukan bicycle kick saat melawan PSIS Semarang. (foto: untuk masakini.co)

Provinsi Aceh tidak pernah berhenti melahirkan bakat sepakbola istimewa. Baru-baru ini, Zaid Imam Nawawi berhasil menorehkan sejarah, membawa Elite Pro Academy (EPA) Persija Jakarta U-16 ke grand final EPA PSSI 2022.

Sejak kompetisi ini ada, itulah kali pertama tim EPA Persija U-16 melangkah hingga ke babak puncak. Pesepakbola asal Kota Lhokseumawe itu, nyaris selalu menjadi pilihan utama. Ia mengaku bersyukur, bisa menunjukkan progres yang baik.

“Senang bisa membawa Persija ke final. Alhamdulillah bisa mewujudkan target. Sejak awal, kami memang ditargetkan masuk final,” kata Zaid Imam kepada masakini.co, Jumat (7/10/2022).

Di partai final, Persija U-16 harus mengakui keunggulan EPA Persib Bandung U-16, yang menang dengan skor tipis, 1-0. Pertandingan tersebut berlangsung di Stadion Madya, Jakarta, Minggu (2/9/2022).

Zaid Imam tampil sejak menit pertama. Ia menikmati betul pertandingan sarat sejarah itu. Meskipun tidak mencetak gol dan bukan beroperasi di posisi aslinya sebagai striker, mendapatkan peran bermain di posisi sayap, diakuinya punya tantangan tersendiri.

“Bermain di sayap sebenarnya nyaman juga. Selama EPA U-16 tahun 2022 berlangsung, jujur saya sedang tidak top perfome. Hanya mencetak satu gol saja,” tuturnya.

Walaupun tidak mencetak gol banyak, namun perfoma Zaid Iman dan beberapa pemain lainnya dianggap menjanjikan. Karena itu, dirinya mendapatkan kesempatan naik kelas ke EPA Persija U-20.

Setelah partai final awal September kemarin, Persija U-16 mendapatkan jatah libur selama seminggu. Awal Oktober ini, ia baru saja selesai melaksanakan medical cek up (tes kesehatan) sebagai syarat awal untuk masuk EPA Persija U-20.

“Alhamdulillah bisa mendapatkan kesempatan naik ke Persija U-20. Ini baru siap tes kesehatan. InsyaAllah hari Senin (10/10), akan trial bersama 8 hingga 10 pemain lainnya,” ungkap Zaid Imam.

Berprestasi Sejak Kecil

Anak dari pasangan Zulfikar-Syarifah Alayah ini sudah berprestasi sejak kecil. Tahun 2019, Zaid Imam mampu membawa SSB Raja Bintang hingga ke grand final AQUA Danone Nations Cup (AQUADNC) 2019. SSB dari Lhokseumawe tersebut, harus puas sebagai runner-up, kalah dari FOSSBI Rajawali Muda, Jakarta.

Pesepakbola yang mengidolakan Lionel Messi ini, menyempurnakan capaiannya dengan menjadi top skor di kompetisi AQUADNC 2019. Total 6 gol dibukukan oleh anak paling ‘bontot’ dari empat bersaudara itu.

Secara regulasi, tim juara berhak mewakili Indonesia ke level internasional. Namun, garis tangan Zaid Imam terbilang beruntung. SSB FOSSBI Rajawali Muda kekurangan satu pemain. Karena itu, ia diajak membela Indonesia di Danone Nations Cup, tahun 2019 berlangsung di Barcelona, Spanyol.

Zaid Imam dkk menorehkan sejarah tersendiri. Indonesia melanggeng hingga ke semifinal. Capaian tersebut begitu istimewa, karena setelah 13 tahun lamanya, baru di tahun tersebut Indonesia kembali nangkring di peringkat keempat.

“Selama di Barcelona, Imam cetak tiga gol. Masing-masing ke gawang Portugal, Hungaria dan Meksiko,” kenangnya.

Menurut Zaid Imam, torehkan gol tersebut berkat andil semua pemain. Ia hanya bekerja keras agar dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sebagai penyerang, sosok ini tidak dibekali postur menjulang. Tapi di hadapan bek besar berpostur Eropa, Zaid Imam tak gentar.

“Jangan pernah minder. Kecerdikan dan keberanian menjadi kunci untuk menyulap kekurangan menjadi kelebihan. Yang penting berani aja dulu,” bebernya.

Bagi Zaid Imam, kesempatan bisa mencicipi kompetisi level internasional dan berlangsung di Eropa merupakan anugrah tak terkira. Pengalaman tersebut, akan menjadi arsip memori sejarah dalam hidup. Ia juga berkesempatan bertemu legenda Barcelona, Carles Puyol.

Kilas Balik

Sepulang dari Negeri Matador, pesepakbola kelahiran 27 Agustus 2007 ini menjadi salah satu pemain muda yang dibicarakan. Ia mendapat tawaran untuk bermain di Liga Top Skor. Salah satu kompetisi usia dini reputatif selain Danone. Namun urung, karena pandemi Covid-19.

Zaid Imam beruntung, orangtuanya mendukung penuh tumbuh kembangnya sebagai pesepakbola. Setelah serangkaian prestasi yang diraih, atas masukan banyak pihak, ayahnya memutuskan agar buah hatinya meneruskan belajar sepakbola di ibukota.

“Atas masukan positif banyak pihak, ayah komit membuka jaringan agar Imam bisa ada di klub. Masuklah ke EPA Persija awal 2021,” ungkapnya.

Di EPA Persija, hanya ada dua pesepakbola Aceh saat ini. Selain dirinya, ada Reza Fauzan asal Aceh Utara yang sudah lebih dulu bergabung. Jebolan Timnas U-16 era Fakhri Husaini itu, berseragam Macan Kemayoran setelah pulang dari Garuda Select di Inggris.

Di Persija, Zaid Imam di beberapa kesempatan bertemu dengan seniornya, sekaligus legenda Persija, Ismed Soyfan. Katanya, kerap bertemu saat hendak latihan.

“Tentu segan dengan Bang Ismed. Biasanya nanya kabar Imam gimana. Dan nanya kapan ayah kemari dalam bahasa Aceh,” tuturnya.

Asa Menuju Timnas Indonesia

Zaid Imam tidak terlahir dari keluarga sepakbola. Ayahnya adalah pedagang alat nelayan di Pusong; sentra perikanan di Kota Lhokseumawe. Baru belakangan, ayahnya sangat mencintai sepakbola dalam artian terlibat langsung. Kini, ayahnya tercatat sebagai manajer di salah satu SSB.

Apa yang sudah ia raih sekarang, tak ingin membuat Zaid Imam besar kepala, apalagi cepat puas. Ia mengaku punya cita-cita tinggi, dipanggil ke timnas Indonesia cepat atau lambat.

“Yang paling besar, cita-citanya ingin masuk timnas. InsyaAllah ada jalan. Selama tidak cepat puas, sehat dan kerja keras,” kata Imam.

Untuk mewujudkan itu semua, aspek rohani sangat penting. Oleh orangtuanya, diakui Zaid Imam, selalu berpesan untuk tidak lupa melaksanakan ibadah. Dengan demikian, segala tindak tanduknya akan diberkahi oleh Yang Maha Kuasa.

“Pesan orangtua, jangan lupa salat. Selalu itu disampaikan,” ucapnya.

Zaid Imam adalah tunas sepakbola Aceh yang sedang tumbuh di ibukota, Jakarta. Jalan kariernya terbentang panjang. Bersama Persija, capaian membawa Persija U-16 ke final EPA PSSI 2022 hanyalah mula.

Keputusannya sudah bulat, memilih sepakbola sebagai jalan hidup. Zaid Imam mengajak banyak pesepakbola Aceh untuk berani bermimpi, tidak takut keluar dari zona nyaman, serta memiliki motivasi untuk menambah referensi sepakbola di luar tanah kelahiran.

“Jangan takut keluar zona nyaman. Kualitas kita tidak kalah dari pemain di berbagai daerah di Indonesia. Harus berani!” pesan Zaid Imam.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist