Kisah Aulia Rachmat Persiraja, Anak Gawang yang Jadi Kiper Top Save

Kiper Persiraja, Aulia Rachmat masuk dalam jajaran penjaga gawang dengan penyelamatan terbanyak di Liga 2. (foto: untuk masakini.co)

Bagikan

Kisah Aulia Rachmat Persiraja, Anak Gawang yang Jadi Kiper Top Save

Kiper Persiraja, Aulia Rachmat masuk dalam jajaran penjaga gawang dengan penyelamatan terbanyak di Liga 2. (foto: untuk masakini.co)

Butuh waktu tujuh pekan, untuk Persiraja mencatatkan cleansheet. Sosok penting di bawah mistar gawang Laskar Rencong adalah Aulia Rachmat. Ia menjadi perisai terakhir, di balik tembok berbatu-bata muda.

Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Sabtu (1/10/2022) menjadi saksi, di sore yang basah itu, untuk pertama kali di Liga 2 musim kompetisi 2022/2023, Persiraja tidak kebobolan. Menang 1-0 atas tamunya Perserang Serang, Banten.

“Sebetulnya aku tidak pernah kepikiran tentang cleansheet. Tapi kalau ditanya kepingin apa tidak, aku rasa semua kiper mau itu,” kata Saddam kepada masakini.co, Minggu (9/10/2022).

Torehan tersebut sesungguhnya sesuatu. Bukan rahasia lagi, bahwa salah satu sektor yang kerap menjadi sorotan di Persiraja musim ini adalah komposisi para beknya. Untuk bek tengah, yang perannya sangat vital, tidak ada satupun yang senior.

Hanya Burhanuddin (24 tahun) yang sedikit ada jam terbang profesional, pernah berseragam Badak Lampung. Sementara tiga lainnya, merupakan debutan. Zikri Ferdi dan M Gazzi baru berusia 19 tahun.

Sebelum direkrut Persiraja, keduanya sedang bersiap untuk ajang Pekan Olahraga Rakyat Aceh (PORA), disebut PORDA atau PORPROV di daerah lain. Sedangkan satunya lagi, Andika (24 tahun) juga masih mentah. Kariernya pernah memperkuat Galacticos FC hingga putaran nasional Liga 3.

Walaupun sedang menunjukkan progres yang lumayan, sulit membantah perfoma mereka masih mengkhawatirkan. Bahkan Bursanuddin pun, masih sering salah koordinasi. Terakhir, di laga ujicoba mengisi jeda Liga 2, bek asal Ternate itu, melakukan blunder. Passingnya yang pelan ke kiper, berbuntut kebobolan oleh tim lokal, Elang Laut FC.

“Faktanya memang bek kami muda dan debutan. Mereka butuh jam terbang agar matang. Aku tidak menyalahkan siapapun, saya justru selalu men-support mereka. Untuk berani duel dan sigap dalam mengambil keputusan,” ungkapnya.

Aulia menilai, koneksi bek dengan penjaga gawang menjadi kunci sebuah tim meminimalisir kebobolan. Tentu semuanya saling terkait. Sebab bertahan di era sepakbola modern sifatnya kolektif, dari depan, kemudian gelandang, baru bek dan kiper sebagai pamungkas.

Di beberapa kesempatan, ia harus berlapang dada karena keputusan bek Persiraja keliru. Duel udara yang kalah, serta clearance tidak tepat. Puncaknya di pekan keenam, saat menghadapi PSPS Riau, Aulia memarahi Zikri Ferdi yang kecolongan duel. Situasi tersebut nyaris berbuah gol untuk lawan.

Aulia bersuara keras tepat di hadapan wajah ks bek PORA Aceh Besar itu, sembari menggeleng-gelengkan kepala. Blunder itu berhasil ia gagalkan dan berbuah tendangan penjuru. Saat menunggu eksekusi sepak pojok, Aulia kembali menghampiri juniornya.

“Itu spontan. Tapi maksud saya baik. Saya sampaikan; mau main gak!? Lalu, ketika mau pojok, saya elus kepalanya, saya beri semangat; ayo lek bisa, berani!” tuturnya.

Usai meraih kemenangan atas PSPS, penjaga gawang asal Kabupaten Bireuen itu tercatat sebagai top tree kiper paling banyak melakukan save di Liga 2. Sedangkan di pekan ketujuh, dengan raihan cleansheet, Aulia masih masuk dalam jajaran top five kiper paling banyak melakukan penyelamatan.

Di pekan keenam, total penyemangat yang bersangkutan sebanyak 19 kali. Hanya terpaut dua save dengan kiper peringkat satu, yaitu Ramadhan. Sementara di pekan ketujuh, jumlah save Aulia masih sama.

Atas capaian itu, ia mengaku tak mau ambil pusing. Apalagi berpuas diri. Aulia sadar, dirinya masih banyak kekurangan. Setiap kali pertandingan berakhir, oleh pelatih kiper Persiraja, Sisgiardi, dirinya mendapatkan sejumlah koreksi. Salah satu yang disampaikan pelatih kiper, meminta anak didiknya tidak jadi ‘pedagang’ di bawah mistar gawang.

“Maksudnya lebih aktif. Terutama mau keluar untuk potong (crossing) bola. Jelas itu masukan yang positif demi kebaikan aku. Dan aku, tak pernah membantah,” jelasnya.

Di Depan Idola

Hidup selalu punya kejutan tersendiri di momen tak disangka. Pekan ketujuh terasa begitu sempurna, karena catatan cleansheet tercipta di depan sang idola. Aulia sejak lama mengidolakan Tubagus Tema Mursadat, mantan penjaga gawang Persib Bandung.

Sore itu, Tema Mursadat ada di jajaran kepelatihan Perserang, sebagai pelatih kiper. Aulia menuturkan, kali pertama ia jatuh cinta kepada kiper kelahiran 7 Maret 1978 tersebut di Stadion Cot Gapu, Bireuen. Kala itu, Persib menang 2-1 atas PSSB Bireuen di Liga Indonesia tahun 2007.

“Waktu itu, aku masih anak gawang. Gak tau mau jelasin bagaimana, yang jelas sor aja ku tengok perform Bang Tema Mursadat,” bebernya.

Lebih jauh, tak pernah terbayangkan bahwa momen cleansheet justru tercipta di depan idolanya ini. Aulia tidak merayakan berlebihan. Setelah pertandingan, sebagaimana pemain lainnya, ia menyambangi bench Perserang, menyalami pemain dan official tim, termasuk Tema Mursadat.

“Kebetulan aja momen cleansheet di depan idola saya,” ringkasnya.

Meneruskan Pengabdian

Aulia bukan wajah baru di Persiraja. Sejak tahun 2012 hingga 2016, anak dari pasangan Azhari M Ali – Sity Syarifah ini sudah berseragam oranye. Ia sempat hijrah ke Aceh United tahun 2017. Lantas kembali lagi 2018-2019 dan menjadi bagian dari skuat yang membawa Persiraja promosi ke Liga 1.

“Pas Liga 1, sempat dipanggil kembali. Namun karena satu dan lain hal, meskipun saya sudah latihan, tapi tak berjodoh. Aku tidak mungkin membuka persoalan ini. Aku memilih melihat positif saja, memang begitu takdir saja,” urai Aulia.

Batal jodoh antara dirinya dan Persiraja kala itu, menyisakan sesuatu yang mengganjal di hatinya. Padahal, Aulia sudah menolak beberapa tim, yang salah satunya tim besar dan sudah fix langsung dikontrak. Tapi rezeki tak ada yang tau.

Kini ia fokus menatap ke depan, membuka lembaran baru. Bersama Mukhlis Nakata, Fahrizal Dillah, Lutfi, ia menjadi senior di tim kebanggaan masyarakat Aceh.

“Sejujurnya aku risih dianggap senior. Gak mau aja ada jarak dengan yang muda. Bagaimanapun, aku pernah di posisi mereka. Sekarang fokus. Pesan Kapten, Mukhlis ke aku; jangan buat-buat gila dulu,” katanya sembari tersenyum.

Aulia meminta doa segenap masyarakat Aceh agar Persiraja selamat hingga musim berakhir. Targetnya tak muluk, bertahan di Liga 2 saja, sudah lebih dari cukup. Target tersebut dinilai, sangat realistis bila melihat persiapan yang mepet, serta kedalaman skuat yang ada.

“Bismillah. Kita berjuang bersama. Kami kerja keras di lapangan, pendukung doakan kami dimanapun berada,” pintanya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist