MASAKINI.CO – Ayu Candra Febiola Nazuar duduk bersila di hadapan sejumlah kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) awal November 2022 lalu. Persamuhan itu berlangsung di Desa Weubada, Montasik, Aceh Besar. Turur dihadiri ibu-ibu yang menetap di sana.
Kehadiran Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Aceh itu ke Desa Weubeda dalam rangka membagikan informasi soal perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Menurut Ayu, PHBS ini sangat penting dipahami semua kalangan untuk mencegah stunting yang kini mengintai balita di Aceh.
Berdasarkan hasil evaluasi dalam kunjungan kerja saya ke Aceh Utara, ditemukan kecamatan yang stunting tinggi, ternyata tidak menerapkan PHBS yang baik (sanitasi dan akses air bersih kurang baik),” kata wanita yang lebih dikenal dengan Ayu Marzuki itu.
Ayu mengaku Aceh adalah salah satu daerah istimewa di Indonesia, lantaran masyarakatnya mempunyai rasa memiliki yang kuat dan tinggi terhadap tanah kelahirannya.
Karena itu ia menginginkan rasa memiliki yang kuat harus tersebut, disertakan dalam pola hidup sehari-hari oleh masyarakat Aceh. Terutama dalam menghadapi setiap permasalahan yang berkembang di masyarakat, seperti masalah stunting dan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) yang saat ini marak di Aceh.
“Aceh punya permasalahan yang banyak, seperti stunting, ibu hamil dengan KEK, lingkungan bersih. Saya ingin isu stunting ini jangan hanya jadi isu hantu, harus di tuntaskan,” katanya.
Menurut istri Pj Gubernur Aceh Ahcmad Marzuki itu, untuk menekan terjadinya stunting diperlukan langkah mendasar yang harus diperhatikan dengan baik, seperti; mempersiapkan fisik dan mental calon pengantin; mempersiapkan kehamilan dengan baik; rutin mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD), dan cegah pernikahan dini.
Selanjutnya, ungkap Ayu, stunting juga bisa dicegah dengan pemberian lengkap imunisasi dasar untuk balita, sekaligus pemantauan tumbuh kembangnya.
Di samping itu, pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, pemberian makanan tambahan protein hewani, juga harus diperhatikan dengan baik oleh orang tua sang bayi.
Usai memberikan arahannya kepada kader PKK, Ayu Marzuki, turut menyosialisasikan pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos.
Sampah organik rumah tangga, kata Ayu, dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang bermanfaat menyuburkan tanaman. Selain dapat menjadi pupuk kompos, sampah-sampah itu juga akan menjadi solusi untuk mengurangi limbah sampah rumah tangga.
Dia menganjurkan agar masyarakat dapat memilah sampah organik dan non-organik. Ayu menuturkan, sampah organik adalah sampah rumah tangga berupa sisa makanan seperti sayuran atau buah-buahan, bumbu dapur yang sudah tidak terpakai ataupun dedaunan yang rontok.
“Sedangkan sampah non-organik adalah sampah yang tidak dapat membusuk, seperti plastik, styrofoam, dan besi,” bebernya.
Sementara itu Penjabat Ketua PKK Aceh Besar Cut Rezky Handayani, mengaku senang dengan pemaparan Ayu Candra Febiola Nazuar terkait sosialisasi PHBS, stunting, dan cara mengolah sampah jadi pupuk.
“Kami di Aceh Besar, saat ini juga sedang berkonsentrasi menanggulangi apa yang tadi disampaikan itu,” katanya.
Cut Rezky meminta semua Ketua dan Kader PKK baik di tingkat kecamatan dan desa di Aceh Besar, agar mengikuti serta fokus menerapkan arahan dari istri penjabat Gubernur Aceh itu.
“Saya harap arahan tadi diimplementasikan di rumah masing-masing,” ucapnya.