MASAKINI.CO – Permainan lato-lato kini kembali marak dan digandrungi masyarakat. permainan jadul ini dimainkan berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa hampir di setiap daerah di Indonesia.
Lato-lato tak hanya tampak di kehidupan sehari-hari, tapi juga merambah ke dunia maya. Berbagai platform media sosial banyak dihiasi permainan yang mengeluarkan suara “tek-tek-tek” itu.
Permainan ini terdiri dari dua bola yang diikat. Lalu bola itu digoyangkan supaya saling berbenturan. Bagi sebagian orang, memainkan lato-lato tidak semudah yang dibayangkan.
Beragam sumber menyebut permainan lato-lato berasal dari Amerika Serikat. Di negara asalnya permainan ini disebut clackers, click-clacks, atau knockers. Pada awal 70-an, ratusan pembuat mainan tersebut telah menjual jutaan clackers di seluruh dunia.
Pada masa itu, clackers sangat populer hingga menjangkau penduduk sebuah provinsi kecil di Italia utara bernama Calcinatello dan pernah diadakan kompetisi tahunan untuk penggemar clackers di sana.
Clackers memiliki desain yang mirip dengan boleadoras, senjata pilihan untuk gaucho atau koboi ala Argentina yang mencoba menangkap hewan bernama guanaco. Pada awalnya, lato-lato terbuat dari kayu atau logam. Kemudian setelah itu dibuat dari tempered glass, tapi serpihan pecahan dari bahan ini dianggap berbahaya bagi orang yang memainkannya.
Pada 1966, Food and Drug Administration, lembaga yang awalnya juga mengatur keamanan mainan di Amerika Serikat, sempat mengeluarkan peringatan larangan karena clackers dianggap mengandung bahan kimia maupun radioaktif serta mudah terbakar.
Tiga tahun kemudian, muncul pelarangan penjualan mainan clackers di pasaran, sebab permainan yang awalnya untuk mengajari anak-anak koordinasi tangan dan mata itu bisa menjadi proyektil, sehingga dikeluarkan peringatan untuk mencegah kebutaan.
Meski dilarang di Amerika Serikat, kepopuleran permainan itu telah merambah ke seluruh dunia. Seiring berjalannya zaman, clackers yang awalnya dibuat dari bahan tempered glass diubah ke plastik polimer yang dianggap lebih aman.
Di Indonesia sendiri, clackers mulai populer pada 1990-an dengan nama tek-tek yang kini kembali menjadi tren dengan nama lato-lato.