MASAKINI.CO – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD berharap pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang di Aceh berjalan damai dan aman.
Dia menyampaikan hal tersebut saat melakukan pertemuan dengan ulama dan tokoh masyarakat Pasee, di Gedung MBP Arun, Kota Lhokseumawe, Aceh, pada Minggu (11/6/2023) malam.
“Negara kita dibentuk berdasarkan sistem demokrasi, dimana pimpinan negaranya dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Cara yang paling praktis menjalankan demokrasi adalah dengan melaksanakan Pemilu,” katanya.
Ia mengatakan negara Indonesia merupakan anugerah Tuhan yang patut disyukuri. Sebab lahir dan disatukan dari latar belakang suku, daerah, etnis dan bahasa yang berbeda.
Indonesia, kata Mahfud, menjadi satu-satunya negara di dunia yang kemerdekaannya berdasarkan hasil perjuangan rakyat yang merebut dari tangan penjajah. Bukan dihadiahi seperti negara lainnya.
Ia mengatakan, kemerdekaan dapat diraih pada tahun 1945 karena semua golongan dan tokoh di tanah air bersatu dan berjuang bersama. Pasca kemerdekaan pun, Indonesia telah meraih banyak kemajuan.
“Indonesia tahun 45 dan sebelumnya diasumsikan rakyatnya semuanya miskin, tapi begitu merdeka, dalam masa pemerintahan Bung Karno bisa menurunkan kemiskinan sampai ke angka 56 persen, dilanjutkan Pemerintahan Soeharto, kemiskinan tinggal 14 persen. Kemudian pasca reformasi sampai pemerintahan saat ini, angka kemiskinan tinggal 9,1 persen dalam angka statistik,” tuturnya.
Kata Mahfud, lahirnya Indonesia dan berbagai kemajuan yang diraih merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Ia mengajak semua pihak membangun negeri sesuai dengan posisi dan kemampuan.
“Pemilu ini perlu kita sukseskan untuk mensyukuri berkat rahmat Allah, janji Allah sesuai dalam Al Qur’an jika bersyukur, maka nikmat akan ditambah,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Bustami, mengatakan pemilu damai, aman, dan demokratis bukanlah hal baru di Aceh. Terbukti pasca perdamaian, tiga kali pelaksanaan pemilu di tanah Serambi Mekkah berjalan dengan lancar.
Selain itu, sebut Bustami, partisipasi masyarakat Aceh dalam mengikuti pemilihan juga tinggi. Pada 2019 misalnya, pemerintah menargetkan partisipasi pemilih nasional berkisar 77,5 persen. Khusus Aceh, tingkat partisipasi pemilih mencapai 79,7 persen.
“Pemerintah Aceh selalu berusaha dan mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi, membantu, memantau, dan mengawasi penyelenggaraan pemilu sesuai tahapan yang telah ditetapkan,” katanya.