Lebaran Datang, Penggiling Kue di Aneuk Galong Senang

Penyedia jasa penggiling kue bawang di Simpang Aneuk Galong, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar. (foto: masakini.co/Riska Zulfira)

Bagikan

Lebaran Datang, Penggiling Kue di Aneuk Galong Senang

Penyedia jasa penggiling kue bawang di Simpang Aneuk Galong, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar. (foto: masakini.co/Riska Zulfira)

MASAKINI.CO – Tangan Riko cekatan memotong adonan berbentuk persegi panjang yang ia letakkan di atas meja. Saat itu ia sedang membuat satu penganan yang ramai diincar saat Hari Raya tiba.

Kue bawang namanya. Kue ini merupakan salah satu satu penganan yang kerap ada di sejumlah rumah saat lebaran.

Biasanya jelang lebaran, usaha penggiling kue bawang milik Riko selalu diserbu masyarakat. Pasalnya, jika mengolah sendiri tanpa alat yang mendukung, kue bawang tergolong pengolahan yang sedikit rumit dilakukan.

Siang itu cuaca amat terik. Sesekali Riko menyeka keringat yang membasahi wajahnya. Maklum, tempat usahanya hanya berupa tenda kecil di tepi jalan Banda Aceh-Medan, tepatnya di Simpang Aneuk Galong, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar.

Riko bekerja tak sendiri. Ia saban hari dibantu sang istri bernama Putri. Perempuan ini selalu menemani dan membantu Riko dalam mengolah adonan.

Riko mengatakan usaha membuat adonan kue bawang ini merupakan usaha turun temurun dari keluarga istrinya. Pria yang berasal dari Medan, Sumatra Utara, itu mulai berkecimpung sejak empat tahun lalu.

“Sudah empat tahun kami berkecimpung dalam usaha ini, awalnya dari orang tua,” kata Riko kepada masakini.co, Minggu (25/6/2023).

Riko menjelaskan ia bersama istri mendirikan lapak jualan biasanya 10 hari menjelang lebaran. Kalau hari-hari biasanya, pria ini punya profesi lain, yaitu penggiling mie di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar.

Empat tahun meniti usaha musiman itu, Riko dan istri kini mampu mendirikan tiga cabang penggiling kue bawang. Di antaranya ada di Pasar Induk Lambaro, Keutapang dan di Suka Makmur.

Penyedia jasa penggilingan kue bawang sedang memotong adonan di Simpang Aneuk Galong, Suka Makmur, Aceh Besar. (foto: masakini.co/Riska Zulfira)

Saat adonan telah dipotong, Riko kembali beralih mengolah adonan konsumen lainnya. Katanya dalam pembuatan kue bawang tak membutuhkan bahan yang terlalu banyak. Konsumen hanya perlu membawa tepung, telur, penyedap rasa, daun sop, lada dan cabai. Bahan terakhir tersebut tergantung selera si konsumen.

Keseluruhan bahan itu lalu diaduk hingga merata dan perlu ditambahkan air agar adonannya tidak keras.

Kemudian baru dimasukkan ke mesin penggiling sehingga adonannya menjadi tipis. “Konsumen hanya terima jadi, kami giling sekaligus memotongnya,” ujar Riko.

Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam, konsumen cukup membayar jasanya Rp10 ribu per kilogram. Riko mengaku harga itu diambil dari timbangan adonan yang telah jadi.

“Kami timbang hasil jadi,” ucapnya.

Riko menyebut biasanya jelang lebaran minat masyarakat menggunakan jasanya naik hingga 80 persen. Bermodalkan mesin penggiling dan keterampilan meracik adonan kue bawang, Riko mampu raup omzet Rp1 juta sampai Rp2 juta per hari.

Kondisi lima hari jelang lebaran masyarakat makin ramai mencari keberadaan Riko. Omzetnya pun bisa meroket lebih tinggi. “Saat ramai, bisa tembus Rp2 juta setiap harinya,” kata Riko.

Menurut Riko ia bersama istri mampu mengerjakan penggilingan adonan kue bawang hingga seratus kilo per hari.

“Kalau baru-baru buka biasanya tidak terlalu banyak yang bawa, apalagi setiap orang sampai lima kilo tepung saat menggiling,” jelasnya.

Riko menggantung mimpi lebaran Idul Adha 1444 Hijriah ini usaha miliknya bisa kebanjiran orderan. “Semoga ke depan dapat terus ramai, bahkan bisa lebih ramai lagi,” pungkasnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist