Gelar Pameran Filologi Se-Sumatera, Pengunjung Padati Museum Aceh

Pengunjung menyaksikan koleksi filologi yang dipamerkan di Museum Aceh. (foto: masakini.co/Riska Zulfira)

Bagikan

Gelar Pameran Filologi Se-Sumatera, Pengunjung Padati Museum Aceh

Pengunjung menyaksikan koleksi filologi yang dipamerkan di Museum Aceh. (foto: masakini.co/Riska Zulfira)

MASAKINI.CO – Berkunjung ke pameran yang memamerkan koleksi sejarah tentu menjadi hal yang menyenangkan. Selain bisa menemukan inspirasi, makna yang tersembunyi di setiap karya seni pasti memberikan ilmu baru kepada pengunjung.

Sama hal nya koleksi filologi unggulan milik Museum Se-Sumatera dan Kabupaten Kota di Aceh yang hari ini mulai dipamerkan di Gedung Pameran Temporer, Kompleks Museum Aceh, Kamis (10/8/2023).

75 koleksi filologika yang dipamerkan merupakan milik 17 museum di Sumatera, di antaranya, Museum Aceh, Museum Tsunami Aceh,  Museum Sumatera Utara, Museum Adityawarman Sumatera Barat, Museum Sang Nila Utama Riau, Museum Siginjei Jambi, Museum Balaputra Dewa Sumatera Selatan, Museum Bengkulu, Museum Ruwa Jurai Lampung, dan Museum Sriwijaya.

Kemudian, Museum Pidie Jaya, Museum Kota Lhokseumawe, Museum Samudera Pasai Aceh Utara, Museum Bireuen, Museum Kota Langsa, Museum UIN-Ar-Raniry, dan Museum Ali Hasjmy Banda Aceh.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal mengatakan pameran filologi ini menampilkan koleksi naskah yang berisi tentang ilmu pengetahuan seperti tabir mimpi, pengobatan, hukum adat, dan sebagainya yang dituliskan di atas berbagai media tulis dari masa ke masa.

“Artinya tak hanya ditulis pada kertas, naskah juga dituliskan di atas pelepah rumbia, pelepah bambu hingga batu,” kata Kadisbudpar.

Dalam kesempatan ini, Almuniza juga mengajak masyarakat Aceh terutama kawula muda untuk mengunjungi Museum Aceh agar dapat mengenali sejarah dan menambah wawasan seputar sejarah.

Maka tak heran, baru hari pertama pameran digelar, pengunjung sudah mulai berdatangan. Sebagian dari mereka untuk memenuhi rasa penasaran terhadap pameran filologi yang perdana di gelar di Indonesia itu.

Seperti yang diungkapkan, Ulfa Zahara (22), ia mengaku pameran filologi ini membuat dirinya penasaran untuk melihat koleksi dari museum Se Sumatera itu.

Menurutnya acara yang telah dikemas sangat menarik ini dapat menambah informasi baru bagi masyarakat, serta dapat dijadikan sebagai wisata edukasi. Apalagi informasi baru yang ia terima sangat mendukung dirinya sebagai mahasiswa sejarah di salah satu Universitas di Banda Aceh.

“Mungkin tidak semua orang tau terkait naskah masa lalu ini, padahal banyak sekali warisan budaya yang ada di Sumatera,” kata Ulfa.

Ia menuturkan, dari 75 koleksi yang dipamerkan membuat dirinya terkagum-kagum akan setiap koleksinya. Bahkan diakui Ulfa, terdapat sejumlah koleksi yang dirinya tidak pernah dengar maupun lihat.

“Ada satu yang sangat menarik, koleksi yang ditulis di atas kulit dengan bahasa batak,” kata Ulfa.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist