MASAKINI.CO – Dewan nasional untuk perlindungan tanah air Nigeria mendesak Prancis menarik pasukannya segera. Lembaga bentukan pemimpin kudeta itu memberikan batas waktu paling lambat tanggal 3 September mendatang.
Televisi Sky News Arabia yang berbasis di Dubai melaporkan batas waktu itu, merupakan akhir dari 30 hari yang diberikan kepada Prancis.
“Ada seruan kepada pemerintah untuk memutus pasokan makanan, listrik, dan air ke pangkalan Prancis di ibu kota negara, Niamey, untuk memaksa pasukan meninggalkan Niger,” lapor Sky News Arabia, dilansir TASS, Kamis (31/8/2023).
Dalam laporan itu disebutkan ada peningkatan ketidakpuasan di kalangan warga Nigeria terhadap kehadiran pasukan Prancis di negara tersebut.
Sebelumnya pada hari Rabu, televisi Al Hadath melaporkan bahwa para pemimpin kudeta menangguhkan perjanjian yang mengizinkan kehadiran militer Prancis di negara Afrika tersebut.
Sebelumnya dilaporkan, Duta Besar Prancis Sylvain Itte diminta meninggalkan Niger dalam waktu 48 jam dalam sebuah surat yang menuduhnya mengabaikan undangan pertemuan dengan kementerian luar negeri.
Surat tertanggal Jumat itu juga menyebutkan “tindakan pemerintah Prancis yang bertentangan dengan kepentingan Niger” sebagai salah satu alasan pengusiran Itte.
Kementerian luar negeri Perancis pada hari Jumat mengatakan “para pemberontak Niger tidak mempunyai wewenang” untuk meminta duta besarnya di Niamey untuk pergi.
“Persetujuan duta besar hanya datang dari otoritas terpilih yang sah di Niger,” lapor Aljazeera.