MASAKINI.CO – Nasib pengungsi Rohingya yang tiba di pesisir pantai Gampong Kulee, Kecamatan Batee, Pidie, kemarin Minggu (19/11/2023), masih terombang-ambing belum ada kepastian akan ditampung atau tidak.

Sementara sejak tiba kemarin sekitar 220 pengungsi ini ditempatkan di Meunasah Gampong Kulee. Namun, pagi tadi para pengungsi dibawa kembali ke pesisir pantai, tak jauh dari lokasi kapal kayu yang mengangkut mereka.

“Iya, sudah dipindahkan ke pesisir lagi. Saat ini sedang digelar rapat (lintas sektoral) akan ditampung atau bagaimana,” kata Sekretaris Panglima Laot Pidie Marfian kepada masakini.co, Senin (20/11/2023).

Marfian tak menyebut siapa pihak yang membawa kembali ratusan pengungsi yang terdiri dari anak-anak, perempuan, dan laki-laki itu.

Suara penolakan untuk menerima pengungsi Rohingya gelombang ketiga yang tiba di Pidie dalam sepekan terakhir ini, memang mencuat di tengah masyarakat. Pemerintah Pidie lewat Penjabat Bupati Wahyudi Adisiswanto, juga menyampaikan suara senada.

Alasan Wahyudi, kedatangan pengungsi ke Pidie ini tercium ada indikasi perdagangan manusia. Para oknum penyelundup pengungsi memanfaatkan anak-anak dan perempuan Rohingya sebagai tameng agar mendapat empati masyarakat.

Pemerintah Pidie juga mengaku kewalahan untuk menampung pengungsi Rohingya ini di gedung Mina Raya, Padang Tiji, lantaran di sana telah penuh pengungsi yang tiba sebelumnya.

Di Kabupaten Bireuen penolakan yang sama juga dialami pengungsi Rohingya yang tiba kemarin. Masyarakat telah mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah dan badan PBB yang mengurus pengungsi untuk segera memindahkan 256 orang yang ditampung sementara di tempat pelelangan ikan Gampong Lapang Barat, Kecamatan Gandapura.

Sementara di Kabupaten Aceh Timur, sekitar 36 pengungsi Rohingya yang juga tiba kemarin, ditempatkan sementara di gedung Idi Sport Center, sebelum ada keputusan dari pemerintah dan pihak terkait soal penanganan pengungsi selanjutnya.