MASAKINI.CO – Gegap gempita Pemilihan Umum (Pemilu) telah melewati puncaknya, kini rakyat Indonesia menanti hasil perhitungan. Bagi calon legislatif di Aceh, langkah awal yang ditempuh berbeda secara nasional, ada uji baca Al Quran.
Soal panasnya politik, Aceh tak ada beda dengan daerah lain di nusantara. Perusakan alat peraga kampanye juga terjadi. Bahkan dianggap biasa walau termasuk tindak pidana.
Masa kampanye tiba. Kemeriahan terlihat di spanduk, poster, baliho yang bertebar di sepanjang jalan dari kota hingga desa. Warga juga antusias menghadiri rapat akbar. Apalagi dihadiri calon presiden pilihannya.
Kampanye terbuka melapangkan cakrawala. Topik-topik hangat diperbincangkan dari ekonomi, sosial bahkan budaya. Selain visi-misi kandidat, warga juga menjadikannya sarana rekreasi dan silaturrahmi.
Namun tak semua Capres maupun Cawapres hadir di Aceh saat kampanye terbuka. Capres 03 hanya mengirim Cawapresnya berkampanye di Serambi Mekah, tetap disambut hangat pendukungnya.
Kampanye terbuka dilakukan beragam cara, tak hanya lewat orasi visi-misi. Sambil ngopi pun jadi. Yang penting terhimpun aspirasi dan simpati.
Alat Peraga Kampanye (APK) seakan tak lagi bernilai bagi Caleg, usai masa kampanye. Disurati penyelenggara Pemilu sekalipun, APK tak kunjung dibersihkan. Maka petugas turun tangan, membersihkan sampah Pemilu.
Hari pemilihan semakin dekat, penyelenggara Pemilu mengejar waktu memastikan 23 kabupaten/kota menerima logistik dari bilik suara, surat suara, paku dan berbagai logistik lainnya.
Surat suara disalurkan sebanyak 3.742.037 juta Daftar Pemilihan Tetap (DPT) sesuai yang ditetapkan KIP Aceh yang tersebar di 23 kabupaten/Kota.
Walau mengejar waktu, petugas di gudang logistik Pemilu tetap jeli. Satu persatu periksa kelayakan surat suara hingga kotak suara. Tak sedikit ditemukan surat suara rusak, di gudang logistik Pemilu Banda Aceh ada 1.775 surat suara rusak. Logistik Pemilu disalurkan H-1 ke setiap desa.
Masing-masing desa mengambil logistik Pemilu di gudang tiap kecamatan dengan petugas yang ditempatkan di desa membantu pengambilan logistik.
Hari pemilihan tiba. Masyarakat padati TPS di daerah pemilihan masing-masing sejak pukul 07.00 WIB hingga 12.00 WIB, tua dan muda menentukan pilihannya, Rabu Februari 2024. Kesempatan itu tak hanya berlaku bagi yang sehat, warga yang sedang sakit juga berhak memilih.
Petugas mendatangi rumah warga yang sakit, agar hak pilihnya dapat tersalurkan.
Penghitungan suara berlangsung sejak siang hingga dini hari. Saat warga sudah tertidur pulas, bahkan masih ada KPPS yang melawan letih demi menghitung suara.
Sebagian warga yang penasaran, menyeruput kopi menyaksikan quick count presiden. Mereka antusias menyaksikan penghitungan suara melalui gawai dan televisi guna mengetahui perkembangan calon pilihannya.
Hingga saat ini masyarakat masih terus memantau penghitungan suara melalui gawai hingga pengumuman pemenang Pemilu yang akan diumumkan selambat-lambatnya pada 20 Maret 2024 mendatang.