Samsul Bahri Berharap Rezeki Kerang Segoni

Samsul Bahri pencari kerang di TPI Lampulo, Banda Aceh. | Riska Zulfira/masakini.co

Bagikan

Samsul Bahri Berharap Rezeki Kerang Segoni

Samsul Bahri pencari kerang di TPI Lampulo, Banda Aceh. | Riska Zulfira/masakini.co

MASAKINI.CO – Di bawah terik matahari Samsul Bahri melangkah berlahan. Menghindari cangkang kerang agar tak menyayat kaki.

Pandangan pria berusia 60 tahun ini menancap di lumpur. Mengais kubangan. Mencari kerang.

Dua hari dalam sepekan warga Gampong Lamteh, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar ini ke kawasan Dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.

Di sana puluhan orang juga ikut berjibaku mencari kerang. Sebagian berendam dalam air sepinggang, lainnya persis seperti Samsul, meraba di lumpur.

“Di sinilah kita tambah-tambah penghasilan,” kata Samsul pada masakini.co.

Warga mencari kerang di dermaga TPI Lampulo, Banda Aceh. | Riska Zulfira/masakini.co

Air surut memang mengundang ramai warga ke dermaga. Selain orang tua, tak sedikit anak muda, kanak-kanak, bahkan gadis belia.

Di Lampulo, mencari kerang tak hanya untuk dimakan. Mayoritasnya menjadikan mata pencarian. Bagi Samsul merupakan sumber pendapatan.

Ia berharap mendapatkan segoni kerang saban hari. “Targetnya 15 kilogram per hari,” kata Samsul.

Bagi warga pesisir pantai, mencari kerang saat air surut menjadi kebiasaan. Sejak dulu. Namun bagi Samsul, aktivitas itu dilakoninya sejak lima tahun belakangan.

Samsul bersama sang istri, mencari kerang bila waktu senggang. Pekerjaan utama bapak tiga anak ini buruh bangunan. Ia mencari kerang hari Jumat dan Minggu.

Jika alam bersahabat, kata dia, ia mulai menyisir pantai ketika air mulai surut pada pukul 13.00 WIB hingga matahari terbenam.

Pencari kerang di TPI Lampulo, Banda Aceh. | Riska Zulfira/masakini.co

Meskipun sekadar kerja sambilan, namun hasil berburu kerang yang diperoleh diakui menjadi penopang kebutuhan lauk sehari-hari.

Hasil pencariannya itu, kata Samsul ia jual kepada pedagang sate. Namun untung tak selalu diraih.

Ada kalanya kerang hasil cariannya tidak dibeli. “Paling kami makan untuk lauk di rumah,” ungkap Samsul.

Diakuinya, hasil kerang yang didapatinya dijual Rp130 ribu per 15 kilogram. Pembeli biasanya membeli yang masih melekat dengan cangkang.

“Bawa pulang dari sini tak langsung laku, kita tawarkan dulu sama pedagang sate.”

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist