Semarak Ramadan di Masjid Tujuh Kubah

Suasana Aceh Ramadhan Festival 2024 di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. (foto: masakini.co/Alfath)

Bagikan

Semarak Ramadan di Masjid Tujuh Kubah

Suasana Aceh Ramadhan Festival 2024 di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. (foto: masakini.co/Alfath)

MASAKINI.CO – Mendung menggelayut di langit Banda Aceh. Sekonyong-konyong hujan bisa saja tumpah. Tapi itu tak bikin surut langkah orang-orang menyambangi halaman depan Masjid Raya Baiturrahman pada Jumat sore (29/3/2024) kemarin.

Aroma masakan menguar dari depan masjid penuh sejarah itu. Inilah magnet yang membuat banyak orang berduyun ke sana. Ada pembukaan Aceh Festival Ramadhan 2024. Banyak makanan tradisional hingga modern tersaji.

Fauziah Basyariah sore itu sibuk meladeni pembeli. Api pada dua tungku kompor gas miliknya tak henti menyala. Di dalam belanga tanah liat tampak sudah matang sie reuboh.

Kuliner tradisional Aceh, sie reuboh, dijajakan di Aceh Ramadhan Festival 2024. (foto: masakini.co/Alfath)

Tungku di sebelahnya, sebuah wajan aluminium sedang panas menggoreng ayam. Aromanya menggoda, sebab Fauziah mencampak daun kari dan pandan ke dalam minyak panas itu. Masakan ini namanya ayam tangkap.

Fauziah mengaku senang bisa berjualan di Aceh Festival Ramadhan 2024. Baginya, ajang ini sebuah bentuk perhatian pemerintah kepada pencari cuan kecil-kecilan lewat usaha kuliner seperti dirinya.

“Syukur sekali, acara ini bisa meningkatkan pendapatan kami menjelang Idul Fitri,” katanya mengumbar senyum.

Senyumnya itu punya makna. Hati Fauziah sedang berbunga-bunga bahagia. Sore itu dia mengaku sie reuboh dan ayam tangkap dagangannya laris manis.

Dengan dibantu dua orang lainnya, Fauziah melayani pembeli di lapak yang berdiri persis di sebelah kanan pintu gerbang masjid. “Alhamdulillah tempat gratis, nggak ada dipungut biaya,” ujarnya.

Bukan hanya sie reuboh dan ayam tangkap, Fauziah juga menjual makanan tradisional Aceh lainnya. Di atas meja yang bersebelahan dengan kompor, tersusun dalam kap keumamah tumeh dan eungkot payeh. Banyak pengunjung beli sebagai teman nasi hangat mereka ketika waktu buka puasa tiba.

Warga berkunjung ke Aceh Ramadhan Festival 2024 yang digelar di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman. (foto: masakini.co/Alfath)

Sepanjang jalur pedestrian di depan Masjid Raya Baiturrahman telah disulap jadi pasar takjil. Bangunannya ditopang bambu dan beratap daun rumbia. Hilir-mudik orang ramai di sana, bikin Fani Sintia Annisa senang. Perempuan 22 tahun itu juga kebagian lapak di Aceh Festival Ramadhan.

Dia menjual aneka minuman dari campuran buah-buahan. Paling primadona adalah es durian. “Ini usaha punya kakak. Saya cuma bantu jualan,” katanya.

Mencari rezeki di bulan Ramadhan bukan kali pertama ini dilakoni Fani. Sejak tiga tahun lalu ia telah terjun dalam blantika pasar takjil. Seringnya di lapak pinggir jalan.

Perempuan yang tinggal di Kecamatan Meuraxa itu mengaku bahagia bisa berinteraksi dengan para pemburu takjil.

Memang, ketika dijumpai, dengan senyum yang terus mengambang Fani terlihat tak henti menyapa “Piyoh kak… piyoh bang…,” kepada orang yang lalu-lalang di depan lapaknya. Beli tak beli itu urusan rezeki yang dia pasrahkan kepada Tuhan untuk mengatur.

Pedagang aneka minuman di Aceh Ramadhan Festival 2024. (foto: masakini.co/Alfath)

Di sebelah lapak Fani, ada Olivia. Dia mengaku baru dua bulan lalu tiba di Banda Aceh. Gadis asal Palembang ini mengikuti jejak sang kakak merantau ke tanah Serambi Mekkah.

Di luar bulan Ramadhan, Olivia bercerita, kakaknya memang mencari rezeki berdagang makanan. Menjual kuliner khas pempek dari Bumi Sriwijaya–tanah kelahiran mereka, nyatanya tak sulit untuk mendapat tempat di lidah orang Aceh. Usaha sang kakak lancar jaya.

“Pempek Bingen 45 namanya, tokonya di Jalan Dharma Kampung Laksana,” terang Olivia.

Pikir-pikir untuk mengusir jenuh dan butuh berinteraksi dengan orang baru, perempuan 21 tahun itu pun tak lagi mengulur tawaran ketika diajak sang kakak berjualan mpek-mpek di kegiatan yang masuk Karisma Event Nusantara (KEN) tersebut.

Penjual kuliner pempek khas Palembang di Aceh Ramadhan Festival 2024. (foto: masakini.co/Alfath)

Sepelemparan batu dari Olivia berada, pada bekas tanah Hotel Aceh, tampak berdiri sejajar stand berbagai macam produk UMKM dan kuliner. Pengunjung juga tak kalah ramai di sana. Pada bagian tengah lapangan, panitia menyediakan arena berbuka puasa.

Makin sore suasana Ramadhan kian semarak di sekitar lingkungan masjid kebanggaan masyarakat Aceh itu. Penggagas festival, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh bekerjasama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh, turut menyediakan aneka permainan tradisional yang lazim dimainkan pada bulan puasa seperti; congklak, bakiak, dan egrang. Letak permainan itu di samping menara masjid. Pengunjung bebas memakainya sembari menunggu waktu berbuka.

Puas bermain, panitia juga menyediakan gratis kanji rumbi khas Aceh. Lalu ketika azan magrib berkumandang, orang-orang menyemut di beranda masjid untuk berbuka. Latar rumah ibadah dengan tujuh kubah itu jadi pemandangan yang indah.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist