Sarjana di Aceh Sulit Dapat Kerja, Ini Solusinya*

Aininadhirah

Bagikan

Sarjana di Aceh Sulit Dapat Kerja, Ini Solusinya*

Aininadhirah

MASAKINI.CO – Minimnya perusahaan swasta di Aceh telah menjadi salah satu faktor banyak sarjana tidak mendapatkan lowongan kerja.

Lapangan kerja di Aceh sempit. Maka banyak anak muda atau orang dewasa mencari kerja di perantauan hingga luar negeri.

Mungkin jika memang ada lowongan pekerjaan yang banyak disediakan di Aceh ini di sektor perdagangan, atau jasa menjadi baby sister, Asisten Rumah Tangga (ART) atau buruh.

Sementara ramai generasi muda di Aceh sudah menyiapkan pendidikan dan skill. Sayangnya mereka tidak mendapatkan tempat bekerja sesuai kompetensi.

80 persen mahasiswa di Indonesia bekerja tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya. Hal ini sempat disinggung oleh Menteri pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim dalam tayangan Universitas Sumatera Utara.

Beberapa faktor menyebabkan sarjana tak dibutuhkan di tempat kerja, diantaranya pekerjaan digantikan robot. Bahkan ada hasil riset yang menyebutkan tahun 2030 mendatang akan banyak pekerjaan yang akan digantikan oleh robot.

Mungkin beberapa sarjana dari jurusan tertentu yang masih banyak dibutuhkan seperti teknik informatika.

Faktor minimnya lapangan kerja merekrut sarjana juga disebabkan faktor dalam dirinya sendiri. Misalnya, saat berstatus mahasiswa tidak mengasah skill. Sehingga saat bergelar sarjana tidak tahu skillnya apa.

Tidak sedikit dari sarjana yang tidak tahu skill mereka dimana sehingga tidak tahu ingin bekerja di mana. Selain itu, ketika ada kesempatan untuk bekerja atau dibuka lowongan kerja, satu kursi itu direbutkan ribuan sarjana.

Menurut saya, untuk sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan mereka bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri. Bagi sarjana dari jurusan seperti manajemen atau bisnis mereka bisa membuka perusahaan swasta sehingga mereka bisa merekrut banyak sarjana dari program studi lain yang dibutuhkan di perusahaan mereka.

Jika hanya berharap kepada perusahaan dalam negeri, sepertinya untuk sarjana ke depan sudah tidak dibutuhkan lagi. Maka perlu mengubah mindset setiap sarjana itu harus memiliki skill dalam berbisnis sehingga mereka bisa membuka lowongan pekerjaan sendiri dan memperkerjakan sarjana lain.

Di Aceh masih sangat sedikit perusahaan padahal dalam satu perusahaan itu bisa membutuhkan banyak sumber daya manusia. Perusahaan di Aceh rata-rata semuanya milik negara sangat jarang kita dapatkan perusahaan milik pribadi.

Selain menciptakan lowongan pekerjaan untuk orang lain berbisnis juga bisa mendapatkan keuntungan, seperti memiliki waktu luang untuk keluarganya, memiliki kebebasan untuk berlatih inovasi dan kreasi bisnis, menjadi bos atau pemimpin di bisnis milik pribadi.

Akan tetapi menjadi pemimpin perusahaan itu juga sangat susah, seorang pebisnis sudah pasti harus memiliki kecerdasan dalam menata ekonomi, bisa memprediksi ekonomi dan membuat keputusan bisnis yang tepat.

Selanjutnya pebisnis juga harus pandai dalam menganalisis data. Ini dapat membantu seorang wirausaha untuk memahami kebutuhan pasar dan mengikuti kinerja bisnis.

Seorang pebisnis harus mampu untuk berkomunikasi dengan efektif. Ini bisa membantu mereka untuk membangun hubungan dengan audiens, menyampaikan ide dan tujuan bisnis dengan jelas, serta memahami kebutuhan dan harapan audiens.

Pebisnis juga harus memahami tentang kecerdasan emosional, sehingga bisa membantu untuk mengelola pikirannya agar tidak stres karena menjadi seorang pebisnis adalah keputusan yang sangat berat.

Maka sudah seharusnya para sarjana bahkan calon sarjana ke depan yang lahir dari generasi Aceh ini harus mengubah mindset, β€œjangan berharap pekerjaan dari kuliah, tetapi kuliah untuk menciptakan pekerjaan.”

Dan saran dari saya untuk calon sarjana, jangan sia-siakan waktu selama di bangku kuliah. Upgrade skill anda agar menjadi orang yang berpengaruh bagi orang lain. Dan sebaiknya ciptakan pekerjaan untuk diri kita sendiri serta orang sekitar yang membutuhkan.

*) Opini: Aininadhirah, Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Ar Raniry

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist