MASAKINI.CO – Nyaris sebulan bisnis Sopan cuan. Kebun cabai miliknya di Desa Batee Linteung, Kecamatan Simpang Tiga, Aceh Besar memerah. Ia untung.
Sejak enam bulan lalu, Sopan menanam cabai keriting. Ia beruntung, hama tak masif menyerang. Hasil panen melimpah.
Cabai dari kebunnya dijual Rp50 ribu per kilogram. Sementara di pasar induk warga membeli cabai Rp55 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram.
Bagi warga kenaikan harga ini mengerikan. Namanya juga inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat dari tahun ke tahun atau year on year, inflasi mencapai 3,32 persen Mei 2024.
“Penyumbang inflasi tertinggi dari komoditas cabai merah,” kata Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution pada wartawan.
Di Banda Aceh, pemerintah gemar pompa semangat warga menanam cabai, sebagai strategi menekan inflasi.
Pj Wali Kota Banda Aceh, Amiruddin bahkan menyerahkan bantuan bibit cabai senilai Rp50 juta setiap kelompok tani.
“Alhamdulillah inflasi di Kota Banda Aceh terus bisa kendalikan,” kata Amiruddin.
Saat ini perasaan petani seperti Sopan sedang berbunga, Mei lalu harga cabai Rp30 ribu per kilogram. Sekarang menanjak tajam.
Ia punya 1.500 batang cabai yang telah siap panen. Sopan telah panen 14 kali. Dalam setiap panen rezekinya tembus 50 kilogram.
“Hasilnya bisa capai Rp2 juta sekali jual atau bahkan lebih tergantung jumlah panen,” tuturnya.
Rezeki sebesar itu bisa dipetik berulang kali. “Sebulan bisa panen 10 kali.”