Hitungan Rasiman Hingga Amplop Putih Safrizal

Tim sepakbola PON Aceh menyapa pendukung tuan rumah usai laga vs Banten | foto: Safri Pampum

Bagikan

Hitungan Rasiman Hingga Amplop Putih Safrizal

Tim sepakbola PON Aceh menyapa pendukung tuan rumah usai laga vs Banten | foto: Safri Pampum

MASAKINI.CO – Aceh mengunci kemenangan 3-2 atas Banten di laga perdana PON XXI Aceh-Sumut, Rabu (4/9/2024) malam.

Para pemain merayakan dalam ragam ekspresi.
Ada yang bersujud di lapangan, saling berpelukan dan bersorak. Sementara dari tribun VVIP, seorang ajudan berjalan cepat, merangsek diantara himpitan penonton.

Ia menenteng tas tangan berwarna hitam. Menuruni tangga dengan cepat. Safrizal mengikutinya dari belakang. Pj Gubernur Aceh itu memasuki loker room tim sepakbola PON Aceh.

Hanya empat langkah dari pintu utama. Tanpa banyak mukadimah. Safrizal menyerahkan amplop putih berisi uang.

“Sesuai janji saya, bonus sudah saya serahkan,” katanya.

Refyanshah sebagai kapten tim sepakbola PON Aceh, maju ke depan. Serah terima terjadi.

“Menang lagi, kita bonus lagi,” pungkasnya.
Disambut tepuk tangan. Safrizal langsung meninggalkan ruangan.

Pj Gubernur Aceh, Safrizal meninggalkan locker room usai memberikan bonus | foto: Ichsan Maulana (ICM)

Drama Kemenangan

Kemenangan Aceh penuh drama. Baru 10 menit laga dimulai, Akmal Juanda, Hercules, Al Bajili, dkk lebih dulu tertinggal 0-1.

Tapi suntikan semangat dari publik tuan rumah yang membludak, hanya butuh 5 menit berselang, Aceh langsung menyamakan kedudukan.

Sembilan menit setelahnya, Aceh berbalik unggul menjadi 2-1 lewat kaki Akmal Juanda. Skor tersebut, bertahan hingga turun minum. Di loker room, Pelatih tim sepakbola PON Aceh, Rasiman tidak banyak memberikan instruksi.

“Lebih waspada dengan set piece lawan. Kita sudah mengantisipasi ini di latihan. Fokus, boys,” ujarnya.

Ada dua alasan mengapa Rasiman tidak terlalu banyak memberikan instruksi. Pertama, posisi Aceh sedang unggul. Kedua, ia sadar bahwa anak asuhnya sedang dalam kepercayaan diri.

Titik tekannya cuma satu, fokus.

Man to man marking-nya sudah jelas. Jangan lengah. Pressing, cepat transisi. Confidence oke, jangan lengah,” sebutnya.

Imbauan tersebut tegas, jelas. Namun situasi di lapangan berbeda. Menit 62′ Aceh kecolongan. Banten berhasil menyamakan kedudukan lewat kepala Firdaus.

Lagi-lagi lewat skema bola mati. Penyama kedudukan tersebut, berdiri bebas. Tanpa pengawalan. Memudahkannya mengarahkan bola.

Rasiman sudah memasukan Mahyuddin, kartu AS-nya. Ia menggantikan Mufaddhal di sayap kanan.

Pilihan mantan pelatih Persis Solo itu tepat. Udin, begitu ia disapa. Meliuk-liuk di sisi kanan, dengan kecepatan tinggi, membuat bek Banten jatuh bangun.

Tepat menit 68′, aksi Udin yang menusuk ke kotak penalti lawan, diakhiri cut back kepada Akmal. Berbuah gol ketiga, sekaligus kemenangan.

Saat unggul, Aceh tidak menurunkan intensitas. Serangan menjadi-jadi. Sempat ada gelagat dari pemain untuk menurunkan tempo. Rasiman langsung bereaksi.
“Cepat!” hardiknya.

Tiga pemain Banten silih berganti keram. Kewalahan diajak berlari oleh anak-anak Aceh. Situasi itu, dimanfaatkan pelatih Aceh.

“Cepat. Mereka sudah habis,” ucap Rasiman di bench.

Rasiman bersama salah satu asistennya di tim sepakbola PON Aceh, Mukhlis Rasyid | foto: Safri Pampum

Hitung-hitungannya detil. Banten sudah melakukan tiga kali pergantian pemain. Artinya tidak bisa lagi memasukan tenaga baru.

Di PON Aceh Sumut 2024, jumlah maksimal pergantian 5 pemain, dengan kuota 3 kali. Boleh 2-2-1, atau lainnya.

Rasiman sadar, keunggulan anak asuhnya ada pada kecepatan. Sedangkan kehadiran penonton, menambah energi tak terlihat, yang meletupkan daya main. Itulah yang ia sampaikan di ruang konferensi pers usai laga.

“Kehadiran masyarakat sangat membantu kami tentunya. Menambah motivasi pemain. Sehingga pemain saya mampu berlari selama 90 menit.

Confidence, sehingga akhirnya kita mampu memenangkan pertandingan,” ungkapnya.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa tim PON Aceh melakukan persiapan sangat detil untuk taktikal. Itulah mengapa, ketika situasi Aceh tertinggal, lawan drop, “sehingga kita attacking compac defense. Mau tidak mau, Aceh akan keep the ball.”

Begitu juga sebaliknya ketika Aceh unggul, mereka (lawan) main tinggi. Otomatis Aceh main attacking hight bloc defense. Sehingga cara bermainnya berbeda.

“Mungkin sebagian orang tidak suka, yes. Saya harus akui banyak long ball. But, pracmatical filosofical. Kita harus mengakui bahwa dalam sepakbola, kalau kita tau mereka hight pressing, banyak orang di sana, dan kita try buid-up, and than mistake di sana, its risk!,” tegas Rasiman.

Baginya, filosofical is pracmatical, apalagi ini kompetisi yang singkat. Ketika orang berpikir saat Aceh tertinggal, akan buru-buru. Maka jawabannya adalah tidak.

Sebelum bertolak ke hotel tempat tim Aceh menginap, di locker room, Rasiman menyampaikan terimakasih kepada anak asuhnya. Sekaligus meminta maaf kepada pemain, yang malam itu belum bisa ia turunkan berlaga. Semuanya karena situasi.

“Euforia jangan lama-lama. Ingat boys, fokus, fokus, dan fokus. Bahwa kalian sekarang mendapatkan pujian, its okay. Bentuk apresiasi dari kerja keras. Tapi jangan terlena dengan hal kecil. Seperti bertambahnya followers, dan sebagainya. Misi kita gold medal. Dan ini baru permulaan. Lets go boys!” ucapnya disambut tepuk tangan.

Dia menunjukkan keteladanan apa itu serius dan fokus. Sehari setelah laga, hingga siang menyiapkan materi taktik. Pukul 15.30 WIB, sebelum bertolak ke Lapangan Sintetis, di ruangan hotel, memaparkan taktik.

Alih-alih rehat total hari itu karena baru bertanding, Rasiman telah menyiapkan compensation training match. Langkah ini sudah menjadi tradisi tim sepakbola PON Aceh, agar tidak ada beda lapis pertama dan kedua. Sore itu, mereka uji coba dengan Jong Aceh.

Di akhir pemaparan, Rasiman mengulang ulasan pertandingan vs Banten. “Kita kebobolan gol dari set piece. Dan sakitnya, sebelum pertandingan video itu sudah kita bahas. Perbaiki, dan jangan ulangi lagi,” pintanya.

Sebagai informasi, tim sepakbola PON Aceh sudah menganalisa kekuatan Banten. Sebuah video uji coba Banten vs Jatim. Gol Banten, sama persis sebagaimana golnya ke gawang Aceh malam itu.

Setelah compensation training match vs Jong Aceh, Rasiman tidak langsung membubarkan latihan. Pemain di arahkan ke kotak penalti.

Mereka menambah latihan, hanya untuk pengulangan dan antisipasi set piece.

“Ayo boys, kalian kebobolan dari set piece. Jangan main-main,” tegasnya.

Silih berganti pemain PON Aceh menjalani instruksinya dengan seksama. Rasiman sabar memperbaiki setiap detil posisi. Ia menunaikan apa yang telah disampaikan di konferensi pers.

“Dengan humble, kita harus mengakui, kita masih banyak kekurangan,” ujarnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist