MASAKINI.CO – Satu bulan lebih lamanya, Total Laundry mengurusi kebersihan jersey tim sepakbola PON Aceh. Jasanya berpengaruh besar untuk menghadirkan kenyamanan di tubuh pesepakbola, hingga menunjang ketampanan kala berlatih maupun berlaga.
“Suatu kebanggaan bagi Total Laundry, menjadi saksi dari perjalanan tim sepakbola PON Aceh, hingga mendapat mendali perunggu,” ucap Muhammad Akmal, pemilik Total Laundry.
Bagi Akmal, kesempatan tersebut bukan sekadar putaran bisnis. Namun ada kepuasan lebih, karena dirinya juga pecandu si kulit bundar. Fan fanatik Arsenal itu, aktif mengurus Putra Deli, tim sepakbola gampong (desa) Lieue. Kebetulan ia Sekdes di sana.
Akmal mengenang, kali pertama usaha laundry mengurusi jersey PON Aceh sejak tanggal 16 Agustus 2024. Saat mereka masih menginap di Asrama Haji. Waktu itu, salah seorang temannya yang terlibat di tim sepakbola PON Aceh, meminta kesediaan Akmal.
“Setiap hari saya atau pekerja saya, antar jemput laundry tim. Biasanya setelah magrib,” jelasnya.
Karena intensitas latihan yang padat, dan kompetisi hanya selang sehari, Total Laundry diburu waktu untuk cepat siap. Semuanya, dilakukan penuh tanggung jawab. Dengan jumlah pekerja delapan orang.
“Selama kami tangani, kurang lebih 225 kg jersey PON Aceh yang kami cuci. Terakhir kali, tanggal 18 Agustus, jelang laga perebutan medali perunggu,” ungkapnya.
Secara teknis, pria kelahiran 1996 tersebut menjelaskan. Per kilo, jasanya dibandrol Rp 7 ribu. Harga ini terjangkau, karena masuk katagori ekspres dan syariah.
Konsep syariah ia usung, tidak lepas dari basic Akmal jebolan Dayah Darul Ihsan Krueng Kalee. Saat ini, ia juga sedang menyelesaikan disertasi S3-nya jurusan Fiqh Modern (Hukum Islam) di UIN Ar-Raniry.
“Jersey PON tidak kami timbang dulu. Setelah semuanya beres, kering dan wangi, baru kami timbang,” bebernya.
Langkah ini sengaja diambil. Akmal tidak mau bermain pada timbangan. Sebab menimbang jersey setelah latihan, dengan keringat yang masih melekat, terlebih di musim hujan, pasti timbangan akan berat. Ikhtiarnya sederhana, transparan dan tetap syariah.
Selama menjajakan jasa bagi tim sepakbola PON Aceh, Total Laundry bukan tanpa ujian. Suatu ketika, salah satu baju milik Tifatul Ulfi, hilang. Sebagai pemilik usaha, Akmal sempat geram dengan kesilapan pekerjanya.
“Kami minta maaf, dan pakaian tersebut kami ganti dengan mencetak yang baru. Bentuk tanggung jawab, dan bagian dari menjaga hubungan baik dengan tim,” imbuhnya.
Sebagai penikmat sepakbola, Akmal senang ikut menjadi bagian dari perjalanan tim sepakbola PON Aceh. Ia lebih sering mengantar sendiri kostum kebanggaan tim ke hotel. Hanya saat sibuk, ia meminta bantuan pekerjanya.
Jarak antar antara Total Laundry di Tungkop, ke penginapan tim sepakbola PON Aceh di Hotel Mekkah, Lampriet. Kurang lebih 15 menit waktu perjalanan. Pembayaran biasanya dilakukan per satu minggu sekali, lewat Asisten Pelatih tim sepakbola PON Aceh, Mukhlis Rasyid (MR).
“Akmal nyan bereh. Komunikasi pah,” aku MR.