MASAKINI.CO – Ba’da zuhur, pesepakbola PSPS Pekanbaru, Ilham Fathoni terbaring di atas kasur. Matanya menatap televisi, menyaksikan salah satu film hollywood di Netflix.
Masseur (tukang pijat) PSPS, Ocu, ada disampingnya. Ia merelaksasi otot-otot juru gedor, yang sudah membukukan tiga gol. Malam nanti, energinya dibutuhkan untuk menerobos pertahanan tuan rumah, Persiraja.
Ada getaran berlebih yang dirasa pemilik sapaan Fatho ini. “Jangan kencang-kencang pijitnya, Bang. Nanti malam pertandingan,” pintanya. “Mana ada. Ini tipis-tipis, kok,” jawab Ocu.
Sementara di layar televisi, film yang judulnya tidak lagi diingat Fatho, badai salju sedang menderu. Sebuah scene bencana alam.
“Grak, gruk,” suara lemari di kamar 307, Hotel Garuda. Kamar double bed itu, selain Fatho juga dihuni Atta, pemain PSPS lainnya. Kebetulan siang itu, pintu kamar mereka tidak dikunci.
Dari celah pintu, Ilham Safri penghuni kamar berbeda, terlihat berlari. Dengan reflek, tiga orang dari kamar 307 langsung lari. Dengan celana pendek, kaos hitam. Fatho memacu cepat langkahnya lewat tangga, dari lantai 3.
Dia tidak ingat berapa detik atau menit yang dihabiskan. Serasa secepat kilat, tiba-tiba sudah berada di halaman Hotel Garuda. Semua pemain, official PSPS sudah ditempat. Termasuk pelatih, Aji Santoso. Fatho akhirnya sadar, bahwa getar pijatan tadi, sesungguhnya adalah gempa.
“Saya langsung buka info BMKG di X (dulu Twitter namanya). Teman-teman lain juga main Hp, cek info mungkin,” kenangnya.
Berdasarkan data dari BMKG, gempa dengan magnitudo 5,8 mengguncang pukul 14.01 WIB, Minggu (13/10/2024).
Pusat gempa berlokasi pada 5.48 LU,93.87 BT atau 161 km barat daya Banda Aceh. Dengan kedalaman 10 kilometer.
“Lumayan panik. Ini adalah pengalaman perdana seumur hidup saya, merasakan gempa sebagai pesepakbola profesional. Dan di Aceh. Dulu mungkin pernah gempa di tempat lain, tapi sayanya yang tak sadar,” jelasnya.
Hanya beberapa menit tim PSPS berada di halaman hotel. Setelah merasa yakin gempa reda. Fatho dkk langsung kembali ke kamar masing-masing. Ia melanjutkan aktifitas pijat. Tak lupa, Fatho memberikan kabar kepada istrinya tentang peristiwa gempa siang itu.
“Oh ya, hati-hati di sana,” balas Liza, dari Pekanbaru.
Pijatan Ocu yang sudah sangat berpengalaman; puluhan tahun menjadi masseur klub berjuluk Askar Bertuah. Membuat Fatho tertidur pulas.

Museum Tsunami
Fatho menuturkan, sebelum gempa mengguncang Banda Aceh siang itu. Ia sudah berencana mengunjungi museum tsunami. Selain dirinya, ada Atta, Ocu dan Ilham yang sudah bersepakat ke bangunan ikonik, karya Ridwan Kamil tersebut.
“Pas udah gempa, mana ada cerita lagi, Bang. Kami udah tidak bahas lagi rencana ke museum tsunami,” beber Fatho.
Sekitar enam jam setelah gempa. Tepat pukul 20.00 WIB, kick off pertandingan antara tuan rumah Persiraja vs PSPS Pekanbaru. Laga yang dihelat di Stadion Harapan Bangsa (SHB) ini, berkesudahan seri (1-1).
Meski tidak mencetak gol, Fatho tampil impresif. Beberapa kali aksinya, sempat membuat barisan pertahanan Persiraja kewalahan. Dan satu hentakannya, nyaris berbuah gol.
“Ya belum rezeki saja. Mau gimana lagi,” ucapnya.
Setelah laga usai, dengan sejumlah insiden, yang kemudian heboh di media sosial. Saling berbalas pantun antara dua pendukung. Tim PSPS langsung melanjutkan perjalanan ke Medan. Malam itu juga.
Akhir pekan ini, PSPS akan menguji kemampuan tuan rumah PSMS Medan, Sabtu 19 Oktober mendatang.