Mengenang 20 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh, YKI Gelar Smong Fest

Penampilan drama Smong dan pada pembukaan acara Smong Fest 2024 di Museum Tsunami Aceh | Ahmad Mufti/masakini.co

Bagikan

Mengenang 20 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh, YKI Gelar Smong Fest

Penampilan drama Smong dan pada pembukaan acara Smong Fest 2024 di Museum Tsunami Aceh | Ahmad Mufti/masakini.co

MASAKINI.CO – Mengenang 20 tahun gempa dan tsunami Aceh, Yayasan Khadam Indonesia (YKI) gelar Smong Fest 2024 di Museum Tsunami Aceh, Sabtu (21/12/2024).

Acara ini dirancang bukan hanya sebagai peringatan, tetapi juga sebagai momentum untuk menginspirasi generasi muda dengan tema besar kebangkitan dan harapan.

Ketua Yayasan Khadam Indonesia, Muhammad Ikbal, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Smong Fest bertujuan untuk mengubah duka menjadi semangat baru bagi masyarakat Aceh, khususnya anak muda.

“Kita tak perlu lagi bersedih-sedih meskipun sempat terpuruk. Hari ini, kita hadir bersama anak muda yang siap membawa perubahan,” ujar Ikbal.

Lebih dari sekadar mengenang, Smong Fest menjadi wadah refleksi untuk memahami perjalanan panjang masyarakat Aceh dalam bangkit dari tragedi besar, serta menggugah kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa mendatang.

Nama Smong diambil dari istilah lokal masyarakat Simeulue yang berarti gelombang laut besar. Dalam budaya Simeulue, istilah ini digunakan sebagai peringatan dini akan tsunami, yang diwariskan secara turun-temurun sebagai bentuk mitigasi bencana berbasis kearifan lokal.

“Kearifan lokal seperti Smong inilah yang ingin kami angkat kembali melalui festival ini, agar masyarakat memahami bahwa literasi kebencanaan bisa menyelamatkan banyak nyawa,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Smong Fest, Agung Fiki Ramadhan menyebutkan Smong Fest 2024 berlangsung selama dua hari, mulai Sabtu, 21 Desember hingga Minggu, 22 Desember 2024, dengan melibatkan ratusan peserta dari tingkat SLTA sederajat hingga mahasiswa.

Dalam kegiatan ini akan menggelar sejumlah perlombaan kreatif seperti lomba melukis, lomba cipta karya dan baca puisi serta lomba screening film.

Ia menjelaskan, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan risiko bencana. Apalagi, Aceh berada di jalur yang rawan bencana sehingga memerlukan upaya literasi kebencanaan yang lebih masif.

“Kita perlu memahami risiko yang ada, dengan meningkatkan literasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk meminimalkan dampak,” ucapnya.

Kegiatan ini turut dimeriahkan oleh penampilan seni tradisional Didong dan Drama “Smong” dari Sanggar Gatsempena serta persembahan Syair Smong oleh Indah Asyifa.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist