MASAKINI.CO – Aceh kembali mengenang peristiwa memilukan 20 tahun silam, saat gelombang tsunami datang usai gempa meluluhlantakkan Serambi Mekah. Namun, dari tragedi itu lahir kisah kebangkitan, solidaritas global, dan perdamaian yang kini menjadi warisan penting bagi Aceh dan dunia.
Pj Gubernur Aceh, Safrizal menyampaikan lebih dari 60 negara, ratusan organisasi internasional, dan ribuan relawan datang ke Aceh untuk melakukan aksi kemanusiaan internasional yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
“Mereka membawa bantuan, harapan, dan semangat untuk membantu Aceh bangkit,” ungkapnya.
Solidaritas dunia kala itu terlihat luar biasa. Ribuan relawan dari berbagai negara, tanpa pamrih, bekerja tanpa lelah. Bahkan mereka tinggal di tenda-tenda sederhana, menghadapi berbagai tantangan, dan bahkan ada yang kehilangan nyawa demi membantu Aceh.
“Ini adalah contoh nyata bagaimana dunia bersatu untuk Aceh, membawa energi positif yang menginspirasi,” tambahnya.
Namun, tsunami bukan hanya membawa duka, tetapi juga membuka jalan menuju perdamaian. Konflik berkepanjangan selama tiga dekade di Aceh akhirnya menemui akhir.
“Tsunami telah membuka mata semua pihak bahwa perdamaian adalah satu-satunya jalan untuk membangun Aceh yang lebih baik,” katanya.
Dalam peringatan 20 tahun tsunami ini, Pj Gubernur mengajak seluruh masyarakat Aceh dan dunia untuk merefleksikan nilai-nilai kebersamaan, ketangguhan, dan keimanan.
“Bencana ini mengajarkan kita bahwa manusia tidak bisa berdiri sendiri. Kita butuh uluran tangan, doa, dan semangat gotong-royong untuk mengatasi segala tantangan,” tuturnya penuh haru.
Momentum peringatan ini juga menjadi pengingat pentingnya terus memperkuat mitigasi bencana, menjaga keharmonisan dengan alam, dan memastikan generasi mendatang memahami nilai-nilai kebersamaan yang lahir dari tragedi ini.
“Kita membutuhkan uluran tangan sesama, doa yang tulus, dan semangat gotong-royong untuk mengatasi segala tantangan,” tuturnya.