Resolusi 2025 Pelaku Sepak Bola Aceh

Nuansa fanatisme pecinta sepakbola Aceh di stadion. | foto: Ichsan Maulana

Bagikan

Resolusi 2025 Pelaku Sepak Bola Aceh

Nuansa fanatisme pecinta sepakbola Aceh di stadion. | foto: Ichsan Maulana

MASAKINI.CO – Tahun baru identik dengan harapan baru. Ada banyak resolusi 2025 yang dikemukakan setiap individu, golongan atau profesi. Termasuk pelaku sepakbola Aceh.

Dari akar rumput, komentator tarkam Aceh, Riki ‘Chon’ berharap, geliat tarkam Aceh di tahun 2025 kian semarak. Sebab, empat atau tiga bulan menjelang akhir 2024, ia menangkap fenomena kelesuan tarkam Aceh.

“Boleh jadi karena faktor liga (profesional) sudah bergulir. Sehingga magnet terkam, untuk mendatangkan pemain berlabel, tak ada pilihan,” jelas Bung Chon kepada masakini.co.

Lepas dari faktor itu, ia melihat ada kejenuhan yang mewarnai benak pecinta si kulit bundar tarkam Aceh. Chon menduga, pemain yang wara-wiri di tarkam; wajah itu-itu saja, menjadi aspek dominan yang menyumbang faktor kejenuhan.

“Pisau bermata dua. Kalau open turnamen, otomatis pemain kaliber. Kekurangannya, pemain bisa ditebak. Untuk jangka pendek, penonton pasti membludak,” tuturnya.

“Tapi di sisi lain. Kesempatan muncul pemain muda menjanjikan dari layar biru, kian kecil. Padahal, dari merekalah yang bisa menyegarkan tontonan,” bebernya.

Chon berharap, sekalipun pemain label pro penting sebagai magnet tarkam. Namun setiap klub juga musti berani memainkan pemain muda, putra asli masing-masing gampong (desa).

Aspirasi dari akar rumput juga datang dari pelatih SSB Talenta Aceh, Septi Heriansyah. Kuantitas kompetisi usia dini di Aceh wajib digalakkan, dibarengi dengan kualitas.

“Harapan tentang kompetisi usia dini, sejujurnya harapan yang klasik. Tapi tak ada salahnya dengan harapan, bagian dari doa,” sebut Septi.

Kompetisi yang tak sedikit, menjadi ajang asah mental, asuh attitute bagi tunas muda sepakbola Tanah Rencong. Hanya dengan kompetisi, bakat yang baik bisa teruji.

“Kompetisi menjadi ladang menabung jam terbang pemain muda Aceh, membentuk pengalaman. Mendewasakan cara pandang. Sehingga ketika sudah masuk ke level pro, mereka tidak gagap,” ucap dosen ini.

Gempita resolusi juga datang dari pelaku level profesional. Pelatih Persiraja, Akhyar Ilyas sedang dalam misi berat tapi mulia; membawa Persiraja lolos ke Liga 1.

“Semua orang Aceh jelas harapan, dukungan dan doanya, yaitu Persiraja promosi ke Liga 1. Sebagai pelatih, tentu saya berharap hal yang sama,” beber Akhyar.

Peluang Laskar Rencong ke Liga 1 terbuka lebar. Sejauh ini, Persiraja menjadi tim pertama, yang paling cepat menyegel tiket ke babak 8 besar Liga 2.

“Akan menjadi kado terindah bagi sepakbola Aceh, di awal tahun 2025 jika Persiraja tembus ke Liga 1. Kita terus berusaha,” sebutnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist