Asa Sembuh Muammar Khadafi Demi PSIM Yogyakarta

Aksi Muammar Khadafi mengorkestrasi lini tengah PSIM Yogyakarta di Liga 2 musim 2024/25. | foto: dok tim

Bagikan

Asa Sembuh Muammar Khadafi Demi PSIM Yogyakarta

Aksi Muammar Khadafi mengorkestrasi lini tengah PSIM Yogyakarta di Liga 2 musim 2024/25. | foto: dok tim

MASAKINI.CO – Sebagaimana idiom ‘Jogja Istimewa’, pun demikian rasa-rasanya berlaku untuk Muammar Khadafi bagi PSIM Yogyakarta.

Datang nun jauh dari Aceh Timur, di musim perdananya berseragam Laskar Mataram, Amar langsung memikat hati Brajamusti, suporter PSIM.

Ketenangan Amar di lini tengah, berkontribusi besar membawa PSIM melaju hingga babak 8 besar Liga 2 musim 2024/25. Sepanjang musim, eks Persiraja ini nyaris tak tergantikan.

Pencinta PSIM kini harus menerima takdir pahit, gelandang dengan sentuhan ‘ajib’ itu harus menepi. Kehilangan Amar di saat sedang sayang-sayangnya, menjadi pukulan telak untuk PSIM. Tepat di laga perdana 8 besar, PSIM vs Deltras Sidoarjo, Senin (20/1/2025).

Awal babak pertama segalanya berjalan stabil, tapi malang tak tertebak. Jelang turun minum, tepat di dalam lingkaran tengah lapangan, Amar meloncat di udara. Berduel dengan pemain asing Deltras.

Dokter PSIM Yogyakarta, Adidya Rizky P (bertopi) memeriksa kondisi Muammar Khadafi di laga bs Deltras Sidoarjo. | foto: Dok Tim

Saat mendarat, tumpuannya salah. Amar rubuh. Dengan kaki terlipat. Dalam kalut itu, secara mandiri ia berjalan ke luar lapangan.

“Jalan sendiri karena skor 0-0, saya merasa harus cepat. Agar di sisa waktu, siapa tahu kami bisa cetak gol,” kenangnya.

Ia berjalan seolah-olah setiap sendi tubuhnya baik-baik saja. Kata Amar, tak ada sakit, cuma kaki terasa kebas. Setibanya di pinggir luar lapangan, dokter PSIM sudah sigap.

“Coba dokter cek lutut saya,” pinta Amar.

Dokter PSIM, Adidya Rizky P memegang lutut Amar. Beberapa gerakan ringan dicoba. Matanya menatap seksama, insting sebagai dokter di tim sepakbola bekerja cepat. Pra diagnosa ia sampaikan.

“Ini udah gak bisa lagi, langsung ke rumah sakit saja,” ucap Adidya.

Seketika peluit ditiup wasit. Pemain PSIM yang hendak kembali ke ruang ganti, terlebih dulu meriung. Mengecek kondisi koleganya. Memberikan semangat. Sejurus kemudian, mobil ambulans sudah berada tepat di dekat Amar.

“Sejak lihat dokter tim cek lutut, saya sudah firasat bahwa ini serius. Batin saya campur aduk,” ujar Amar kepada masakini.co.

Sepanjang perjalanan ke Rumah Sakit (RS), dalam pembaringan di ambulans, batinnya bersuara banyak dalam senyap. Meratapi nasib, harus menepi di saat dirinya sedang dalam top performa, dan momen krusial: babak 8 besar.

“Cuma ya nahas tak ada yang tau. Sesekali diuji harus tabah,” lirihnya.

Tak lama, ambulans sudah tiba di depan UGD RS Bethesda Yogyakarta. Amar masuk dan mengikuti proses pemeriksaan awal. Satu jam setengah kemudian, ia langsung menjalani Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Kondisi lutut kiri Muammar Khadafi. | foto: Dok pribadi

Setelah kurang lebih sejam MRI, Amar yang terbaring di rajang bertolak ke ruang pasien, kamar Catallya 12. Malam berganti pagi. Esoknya, hasil MRI keluar.

“Saya kena tiga, ACL, PCL dan miniscus,” sebut Amar.

Dukungan

Mendengar hasil tersebut, hati Amar bak dihantam palu godam. Dalam gulana rasa, dukungan datang silih berganti. Pelatih PSIM, Erwan Hendarwanto menjenguk Amar.

Gak apa-apa, insyaallah sembuh. Amar semangat dan fokus pemulihan dulu,” ucap Erwan kepada anak asuhnya.

Percakapan tersebur menghangatkan perasaan Amar di ruang be-AC kamar Catallya 12. Ia mengakui mencoba sabar, namun hatinya tak seutuhnya tenang tuntas.

“Saya teringat istri di Aceh, dengan dua anak. Khawatir bila karir saya kenapa-kenapa,” aku Amar.

Kegundahan masa depan dengan kemungkinan tak akan mudah mendapatkan tim di musim mendatang, pada akhirnya ia utarakan kepada Yuliana Tasno, Direktur Utama PSIM.

Perempuan itu datang bersama stafnya pada hari Selasa (21/1/2025). Liana–begitu ia disapa- meyakinkan Amar, bahwa sepenuhnya pihak PSIM akan menemani Amar hingga pulih tuntas.

“Bu, saya berjuang sungguh-sungguh demi lambang di dada PSIM. Tentu tak mudah musim depan, dengan kondisi saya untuk mencari tim,” ucap Amar.

“Amar tenang. Amar tetap akan bersama PSIM, sekalipun kita lolos Liga 1. Sekarang fokus pemulihan dulu ya,” jawab Liana.

Direktur Utama PSIM, Yuliana Tasno menjenguk Muammar Khadafi di Catallya 12, RS Bethesda Yogyakarta. | foto: Tangkapan Layar

Tampaknya, orang paling berpengaruh di PSIM itu amat menyadari potensi Amar, serta berterimakasih atas dedikasi pemainnya, yang berjuang pantang menyerah.

Kemarin, Amar sudah pulang dari RS dan kembali ke mes. Lutut kirinya masih bersarung pengaman. Ia akan menunggu sekitar satu atau dua minggu untuk naik meja operasi.

“Ini nunggu bengkaknya ciut dulu, baru bisa dioperasi. Mohon doanya pendukung PSIM dan warga Aceh, semoga lancar dan saya bisa kembali lebih kuat,” harap Amar.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist