MASAKINI.CO – Gerobak itu tampak lusuh. Menepi di pinggir Taman Bustanussalatin, Kota Banda Aceh. Asap tipis menguap dari bagian tengah. Tapi bukan kebakaran.
Melainkan api di bawah timbunan kacang tanah. Menjaga suhu, agar kacang rebus itu tetap hangat.
Satu motor baru saja tiba. Parkir sekitar lima meter dari gerobak itu. Keluarga muda dengan komposisi orangtua, dan seorang gadis manis, dengan usia kira-kira empat tahunan menyertai.
Mereka menaiki trotoar jalan Abu Lam U, Kecamatan Baiturrahman, Minggu (2/2/2025). Baru beberapa langkah kaki berjalan, mereka berhenti di gerobak tersebut.
“Berapa (harga) kacang,” tanya Si Ibu.
“Tergantung, Kak. Boleh Rp10 ribu, boleh lebih dari itu.”
“Bungkus Rp10 ribu saja ya,” pintanya.
“Baik, kak,” jawab si penjual.
Serok nasi jenis plastik ia pegang. Dengan sekali dua takar, kacang sudah penuh ke dalam plastik jinjing berwarna putih. Kurang lebih, sekitar tiga genggam tangan orang dewasa. Sesuai harga.

Kepada masakini.co, penjual ini mengaku bernama Amiril Mukminin. Sering berpindah-pindah tempat mangkal untuk menjajakan kacang rebus.
Petang itu, akhir pekan awal Februari 2025. Lelaki bertubuh gempal ini memilih Taman Bustanussalatin sebagai tempat mangkal. Amiril membantu ayahnya, menjual kacang.
“Biasa, bang. Hari minggu, syukur-syukur lebih laku,” jelas Amiril.
Itu menjadi kalimat terakhir yang ia ucapkan. Sejurus kemudian, posisi duduk dipaskan. Tangannya telah menggenggam gawai. Di atas motor merek Honda keluaran 2000-an. Amiril memanfaatkan waktu untuk bermain game online.
Sekurangnya, ada dua spot mainan bagi anak-anak di sana. Gratis. Hal inilah, yang membuat warga yang sudah berumah tangga, lazim menghabiskan akhir pekan di sana.
Jam tangan menunjukkan pukul 18.00 WIB. Makin sore, terlihat makin ramai saja keluarga yang tiba. Wahana bermain di sini, menjadi pilihan sebahagian keluarga untuk memberikan waktu bermain bagi si buah hati.
Kehadiran para ayah, ibu dan anak-anak tersebut mendatangkan rezeki bagi penjual makanan di sekitarnya.
Gerobak siomay Na Berkah, juga keciprat rezeki. Ada saja orangtua atau anak yang menghampiri. Untuk sekadar membeli Rp5 ribu siomay atau lebih.
Begitulah akhir pekan di salah satu bagian sudut Kota Banda Aceh. Saban akhir pekan. Ruang terbuka bukan sekadar ramah anak, namun jua mendatangkan cuan, bagi penjaja makanan.
Taman Bustanussalatin berada tepat di jantung Kota Banda Aceh. Belok kiri dari Masjid Raya Baiturrahman. Berhadapan langsung dengan kantor Wali Kota dan DPRK Banda Aceh.