Tarekat: Mengarsip Tubuh Purba Karya M Safrizal Seniman Asal Aceh

Banner pertunjukan Tarekat karya M. Safrizal pada ujian akhir tesis penciptaan.

Bagikan

Tarekat: Mengarsip Tubuh Purba Karya M Safrizal Seniman Asal Aceh

Banner pertunjukan Tarekat karya M. Safrizal pada ujian akhir tesis penciptaan.

MASAKINI.CO – M. Safrizal atau akrab disapa Dekjall mengekspresikan sebuah ide kedalam karyanya dengan gaya gerakan ‘Membumi’. Hingga muncul sebuah karya “Tarekat: Mengarsip Tubuh Purba” yang ditampilkan di Teater Kecil ISI Surakarta. Karya tersebut dibimbing langsung oleh Dr. Dr. Eko Supriyanto, S.Sn., M.F.A. Dan diuji oleh Dr. Drs. Budi Setiyono, MSi. Penguji Dr. Daryono, S.Kar., M.Hum. Jum’at (27/9/2024).

“Tarekat adalah cara mendekatkan diri pada Tuhan dengan cara melakukan segala puja pujian. Tarekat juga laku hidup, cara memandang kehidupan dan keberadaan itu sendiri”, ucapnya.

Foto bersama pembimbing, penguji, beserta guru besar tari Prof. Sardono W Kusumo. (Foto: Dok.Pri untuk masakini.co)

Karya ini berlatar belakang refleksi dan pengalamannya dalam melakukan praktik ketubuhan dalam sebuah Tarekat Qadiriyah yang di salah satu pondok pesantren di Aceh.

Tarekat Qadiriyah sendiri ialah salah satu tarekat sufi yang didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Tarekat ini menekankan aspek batin dan menjadi bagian dari gerakan sosial keagamaan.

“Saya coba membaca ulang dan mendefinisikan kembali praktik ini dari relasinya dengan pencapaian kesadaran ilahiah. Baik dalam realitas kultural maupun realitas koreografi. Itulah cara yang saya lakukan sejauh ini”, tegasnya.

Dekjall bersama penonton dan performer terlibat interaksi melakukan gerakan “Membumi”. (Foto: Dok.Pri untuk masakini.co)

Semenjak awal meneliti, sebenarnya banyak ditemukan bahwasanya praktik tarekat sangat berkorelasi dengan praktik meditatif, koreografis, tubuh kultural, kesenian, kehidupan, ruang, waktu, dan alam semesta.

Pun di saat melakukan riset, ia tersadar akan beberapa fenomena yang pernah terjadi di Aceh masa lalu dan masa sekarang. Fenomena-fenomena tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi pengkarya untuk terus melacak sejauh mana praktik tarekat mempengaruh pola hidup dari pengkarya dan masyarakat Aceh sendiri.

“Tarekat sebagai praktik spiritual sebagian besar terdiri dari praktik ketubuhan. Dari perspektif ini banyak kesenian Aceh yang bersumber dari praktik tarekat seperti kesenian Rapa’I, tari Saman, Seudati, dan lainnya. Tarekat dalam praktik keagamaan pada dasarnya sejalan dengan dunia tari yang meletakkan tubuh pada pusat”, tambah Dekjall.

“Saya mendalami praktik tersebut kurang lebih sudah belasan tahun. Karya ini secara khusus menggambarkan beberapa poin penting keterhubungan, termasuk keterhubungan penari dengan tubuh, hati, dan pikiran; hubungan antara penari dan penonton; dan hubungan antara individu – penari dan penonton – dengan ruang dan waktu”, tutupnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist