MASAKINI.CO – Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal tengah gencar bergerilya untuk menghidupkan lagi Banda Aceh Academy (BAA). Ia menyambangi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Di sana, Illiza berharap kementerian tersebut mendukung langkah pemerintah Kota Banda Aceh merintis kembali Banda Aceh Academy.
“Insyaallah, BAA akan menjadi pusat kolaborasi pengembangan SDM, mencetak tenaga kerja terampil, dan wadah komunitas yang mampu melahirkan produk-produk inovatif yang berdaya saing tinggi,” ujarnya saat bertemu Wakil Menteri (Wamen) Komdigi, Nezar Patria.
Illiza memaparkan bahwa Banda Aceh pernah sangat dikenal dengan e-goverment-nya yang disokong oleh anak-anak muda melek IT. “Dengan dukungan banyak pihak, semuanya dulu berkumpul di bawah naungan BAA,” katanya, Rabu (19/3/2025).
Dan begitu menjabat kembali sebagai wali kota, ia pun bertekad untuk menghidupkan lagi BAA yang sempat vakum.
“Banda Aceh Academy baru akan kita bentuk sebagai unit pelaksana teknis daerah-balai latihan kerja (UPTD-BLK),” jelasnya.
UPTD-BLK Banda Aceh Academy ini didesian ulang sesuai dengan wewenang yang dimilik Pemko Banda Aceh.
“BAA akan kita kembangkan dengan kolaborasi tenaga profesional dan pemerintah,” jelasnya.
Ia pun menargetkan secara kelembagaan BAA dapat rampung dalam 100 hari pertama Pemerintahan Illiza-Afdhal.
Pemko Banda Aceh, tutur Illiza, sudah menyiapkan gedung representatif di pusat kota untuk mengoperasikan BAA. “Tinggal kita renovasi dan insyaallah rampung dalam tahun ini,” ucapnya.
Menurut Illiza, Banda Aceh Academy yang berlokasi di eks gedung Dekranasda akan dilengkapi dengan ruang workshop per subsektor ekonomi kreatif hingga zona showcase UMKM lokal.
Ia pun berharap Banda Aceh bisa menjadi piloting project komdigi. “Kota kami salah satu dengan generasi usia produktif tertinggi nasional. Anak-anak muda kreatif Banda Aceh siap berkontribusi membangun kota,” ujarnya.
Nezar Patria menyambut baik gagasan Illiza untuk mendirikan BAA. “Ini ide yang sangat bagus. Alhamdulillah, tempatnya juga sudah tersedia di lokasi strategis, pas di jantung Kota Banda Aceh,” katanya.
Ia juga merekomendasikan satu lantai BAA diperuntukkan bagi markas pusat inkubasi startup. “Untuk tempat kegiatan dan pertemuan perusahaan dengan binaannya, satu lantai cukup untuk markas. Dua lantai lainnya bisa kolabs dengan Kementerian Ekraf dengan industri digital dan lain-lain,” ujarnya
Komdigi, kata Nezar, akan mendukung penuh BAA. “Kita oke aja, dan akan support dengan program. Kita akan kumpulkan perusahaan untuk berkontribusi di BAA. Harapannya mulai dari Huawei, Meta, hingga Google bisa punya program di situ,” ungkapnya.
Menurutnya, talenta lokal pun sebenarnya juga tak kalah saing. Hanya saja belum ada kesempatan dan jaringan yang mendukung. “Untuk itu, BAA ini harus hidup, berikan tempat bagi UMKM lokal yang punya ide brilian tapi belum ada outlet,” ujarnya.
Selain markas digital, Nezar membayangkan BAA akan diiisi oleh anak-anak muda dengan booth-booth usaha kuliner hingga fashion. “Kalau jadi, mantap ini BAA. Ada sesuatu di Banda Aceh yang beda dan bisa membangkitkan semangat anak-anak muda kita,” katanya.
“Begitu tempatnya sudah siap, matangkan konsepnya. Kita komdigi akan meluncurkan sejumlah program, termasuk pelatihan digital untuk meningkatkan kapasitas digital talent yang ada di Banda Aceh,” pungkas Nezar Patria.